Lihat ke Halaman Asli

Tabung Gas Meledak di Rumah Koruptor?

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_188112" align="alignleft" width="300" caption="google image"][/caption] Konversi pemakaian minyak tanah ke tabung gas saat pemerintahan SBY-JK sebenarnya sudah merupakan keputusan yang bijak dan tepat, dengan alasan karena memang kebutuhan minyak tanah sudah tak sanggup lagi untuk terus di subsidi oleh pemerintah. Sayangnya, sosialisasi kepada masyarakat tentang tata cara dan keamanan dalam memakai kompor gas sejak pertama kali diperkenalkan tidak sepadan dengan perkembangan program itu sendiri, sehingga kita bisa saksikan berita akhir-akhir ini dipenuhi tentang kebakaran akibat tabung gas. Media seharusnya dijadikan sebagai ujung tombak dalam memberikan pemahaman yang baik dan benar, bukan malah terkesan menakut-nakuti masyarakat akibat pemakai kompor gas sering terkena musibah. Padahal kita juga tahu, awalnya tabung gas itu hanya dipakai oleh segelintir orang (kalangan menengah ke atas) sehingga sangat wajar bila lebih banyak masyarakat menengah ke bawah yang agak 'shock' karena memang belum terbiasa dengan kompor gas. [caption id="attachment_188127" align="alignright" width="300" caption="Pemasangan regulator"][/caption] Sekedar mengulas yang sudah sering dibahas bersama, saya hanya ingin mengingatkan kembali bagaimana tata cara dalam penanganan kompor gas yang aman sebelum musibah terjadi :

  • Pastikan karet seal ada di dalam kepala tabung gas, karena ini sangatlah penting untuk menghindari kebocoran, dan pastikan juga saat pemasangan kepala regulator tidak goyah dan 'dudukan' sudah terasa pas. Jangan coba-coba mengganjal dengan karet gelang, karena ada celah untuk gas keluar.
  • Periksa selang kompor gas secara rutin minimal dua minggu sekali, usahakan lap selang tersebut dengan kain basah untuk memastikan apakah kondisi selang sudah retak-retak atau mengalami kebocoran.
  • Ganti semua aksesoris kompor gas (selang dan regulator) dalam dua tahun sekali atau jika sudah tidak layak pakai. Jangan pelit dengan uang yang dikeluarkan, tapi utamakanlah keselamatan diri dan keluarga sebelum menjadi korban.
  • Bila terjadi kebocoran gas, jangan panik. Segera buka kepala regulator dan matikan lampu dapur atau buka ventilasi agar bau gas tidak terkurung.
  • Bila terjadi kebakaran akibat gas (skala kecil), jangan sekali-sekali menyiram dengan air. Kenapa? Karena gas sifatnya menyebar, yang terjadi malahan api semakin berkobar. Lebih baik siram dengan pasir (kalau ada) atau memakai karung goni basah dan sejenisnya untuk meredam api.

Kalau mau lebih aman lagi, gak usah masak sekalian di rumah. Beli saja nasi dan lauk di warteg atau warung nasi padang. Jika kebanyakan duit lebih bagus telpon delivery order atau 14045, wkwkwk... Sungguh kasihan jika rakyat kecil yang selalu menjadi korban karena kelalaian dan ketidaktahuan mereka. Jadi, memakai kompor gas sebenarnya tidak usah ditakuti secara berlebihan. Contohnya tukang nasi goreng gerobak atau tukang makanan lainnya, rasanya belum pernah terdengar mereka mengalami musibah seperti ini. Terkadang saya jadi iseng berfikir, kenapa sih tidak rumah para koruptor saja yang tabung gasnya meledak? Harta mereka itu kan banyak yang haram? Ah, mungkin Tuhan lebih tahu jawabannya. *Baca juga artikel yang lain...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline