Rendahnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Jawa terutama materi nembang macapat pangkur menjadi latar belakang penerapan praktik terbaik ini. Di era milenial saat ini, rata-rata peserta didik kurang memiliki minat dalam mempelajari budaya dan tradisi Jawa. Hal itu dikarenakan peserta didik lebih senang terhadap budaya asing. Begitu halnya dengan lagu, peserta didik lebih menyukai lagu-lagu luar negeri dibandingkan dengan tembang macapat yang merupakan warisan budaya Jawa. Peserta didik beralasan, tembang macapat sulit dilagukan dibandingkan lagu-lagu popoler.
Selain dari peserta didik, kurangnya kompetensi guru dalam hal seni tarik suara juga menjadi salah satu faktor yang mendasari materi nembang macapat tidak diajarkan kepada peserta didik. Selaras dengan hal tersebut, kurangnya pemanfaatan fasilitas (sarana dan prasarana), kreatifitas, serta inovasi dari guru menjadikan peserta didik semakin tidak tertarik terhadap pembelajaran bahasa Jawa, terutama tembang macapat.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, dalam penerapan praktik terbaik tentang pembelajaran nembang macapat ini terdapat tantangan-tantangan yang harus dapat diselesaikan, di antaranya adalah: (1) meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jawa, (2) memusatkan pembelajaran pada peserta didik, sehingga peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran, (3) memaksimalkan penggunaan media pembelajaran sebagai sarana penyampaian materi. Maka dari itu, dibutuhkan keterlibatan pihak-pihak lain dalam kesuksesan penerapan praktik terbaik ini. Adapun pihak-pihak tersebut adalah: Guru sebagai pengajar yang harus menguasai kemampuan paedagogik dan profesional, Peserta didik sebagai penerima materi, kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan, serta teman sejawat sebagai observer (pengamat).
Untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik dalam materi nembang macapat kali ini, diterapkan model pembelajaran langsung dengan metode demonstrasi yang sudah dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menarik. Sedangkan media yang digunakan adalah power point interaktif yang telah dikolaborasikan dengan video e-gamelan dan audio srambahan, titi laras, dan cakepan tembang macapat pangkur lamba laras slendro pathet sanga.
Pada pelaksanaan pembelajaran, guru benar-benar menerapkan semua yang tertulis dalam rencana pembelajaran. Mulai dari kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, berdoa, presensi (cek kehadiran), apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran serta kriteria dan metode penilaian. Kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti yang disesuaikan dengan sintak model pembelajaran yang telah dipilih yakni model pembelajaran langsung metode demonstrasi dengan menggunakan media power point interaktif. Pada kegiatan ini peserta menyimak materi mengenai srambahan, titi laras, dan cakepan yang ditampilkan pada slide power point.
Selanjutnya, diputarkan audio srambahan, titi laras dan cakepan tembang macapat pangkur lamba laras slendro pathet sanga per baris pada power point yang sudah dihubungkan dengan pengeras suara dan bantuan aplikasi e-gamelan sebagai dasar pengambilan nada. Kemudian peserta didik bersama guru menirukan membaca srambahan, titi laras, dan cakepan tembang macapat pangkur lamba laras slendro pathet sanga secara berkelompok dan perorangan. Setelah berlatih bersama dan diberikan kesempatan berlatih secara individu, peserta didik diminta memraktikkan satu-persatu di depan kelas untuk mendapatkan penilaian dari guru.
Yang terakhir, pada kegiatan penutup, peserta didik bersama dengan guru merefleksi hasil belajar mengenai materi tembang macapat. Dalam hal ini, peserta didik telah dapat menjelaskan tentang srambahan, titi laras, dan cakepan, serta tata cara membacanya. Untuk lebih mengetahui kemampuan dan penerimaan peserta didik, guru memberikan evaluasi berupa soal-soal yang sudah dikemas dalam laman google form. Setelah kegiatan evaluasi, guru menyampaikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Seluruh kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam sebelum meninggalkan kelas.
Dari penerapan praktik baik pada pembelajaran nembang macapat di atas, dampak yang diperoleh sudah sesuai dengan target yang ingin dicapai, yakni peningkatan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jawa materi nembang macapat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, pencapaian hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan dari 67% menjadi 92%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan praktik terbaik ini efektif diterapkan dalam pembelajaran.
Simpulan dari keseluruhan proses pelaksanaan praktik terbaik yang sudah dilaksanakan adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan usaha yang keras dari guru untuk menyiapkan perangkat pembelajaran yang menarik dengan berpusat pada peserta didik. Selain itu pemilihan model, metode, dan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif menjadi pendukung keberhasilan tujuan pembelajaran. Tidak kalah penting juga dukungan dari seluruh warga sekolah meliputi kepala sekolah, teman sejawat, peserta didik dan tenaga kependidikan. Ketersediaan sarana prasarana sekolah juga menjadi faktor penting pendukung keberhasilan tercapainya tujun pembelajaran di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H