"Mbak ngurus apa?" tanyaku sok ingin tahu pada seorang perempuan bertubuh kurus yang kebetulan duduk berdekatan denganku di salah satu kantor KUA siang itu.
"Ini, ngurus surat nikah. Kemarin pas bongkar-bongkar rumah, entahlah, surat-surat penting kok banyak yang hilang," jawabnya penuh rasa penyesalan.
"Terus?" tanyaku tidak sabar.
"Ya, termasuk surat nikahku hilang."
"Keduanya?" tanyaku kali ini setengah tidak percaya.
"Ya, kedua-duanya."
Akhirnya aku pun diam. Aku tidak dapat membayangkan seandainya dokumen penting seperti surat nikah, ijazah, atau surat penting lainnya tiba-tiba tidak ditemukan.
Perempuan yang ternyata adik temanku semasa sekolah itu sudah datang beberapa kali ke kantor KUA untuk mengurus kehilangan surat nikah.
Untung hanya suratnya yang hilang, jika suaminya bagaimana, batinku mencoba menenangkan diri.
Seorang perempuan yang duduk di sebelahku ternyata masih saudaranya, dengan sedikit berbisik bercerita.
"Dulu, suaminya memang pernah menghilang beberapa saat. Jadi yang hilang bukan hanya surat nikahnya."