Tugas kuliah hari itu mengharuskanku pergi mencari beberapa buku referensi. Kucoba menuju toko buku yang harganya sedikit miring, meski harus menempuh perjalanan agak jauh. Tak apalah demi tugas dan nilai, pikirku saat itu.
Bersama seorang teman, sepeda motor kuarahkan ke toko buku tersebut. Siang yang cukup cerah, jalanan juga begitu padat. Maklum namanya juga kota pelajar.
Saat itu bulan Ramadan, entah hari yang keberapa, aku lupa. Aku mengendarai sepeda motorku tidak begitu kencang, karena jalanan juga padat. Sebenarnya aku tidak begitu paham rute menuju toko tersebut, sehingga temanku kuminta yang berjalan di depan.
Setelah beberapa kali menemui traffic light, jarak ke toko buku itu pun tinggal beberapa menit.
Jalan saat itu begitu padat. Entah mengapa tiba-tiba saja hatiku merasa tidak nyaman dan ada rasa ragu.
Kulihat dari spion, di belakangku ada sebuah mobil box pengangkut barang. Waktu itu kecepatan sepeda motorku hanya sekitar empat puluh kilo meter per jam.
Tiba-tiba saja, dari arah samping, mobil box yang tadi di belakangku menyenggol stang kanan, dan ... aku pun oleng, keseimbanganku hilang. Mobil box itu pun terus saja melaju, entah ke mana.
Aku jatuh tersungkur. Suara sepeda motorku yang jatuh menimbulkan perhatian beberapa orang. Mereka membantuku untuk bangun dan menyelamatkan barang-barangku. Aku dan temanku berhenti sebentar untuk menghilangkan rasa kaget dan gemetarku.
Aku dalam kondisi sadar, hanya kaget saja. Sepeda motor segera diletakkan di pinggir jalan oleh beberapa orang. Aku duduk di sekitar tepian aspal. Kulihat tas kuliahku putus talinya. HP yang kuletakkan di saku jaket, entah hilang ke mana. Spion sepeda motor sebelah kanan juga patah.
"Gimana kondisimu, Rin?" tanya Budi yang mengantarkanku menuju toko tersebut dengan sedikit resah.
"Alhamdulillah baik, kok, hanya sedikit gemetar dan pada detik ke sekian pas jatuh tadi bener-bener nggak ingat. HP-ku hilang, Bud, tapi nggak apa, masih bisa cari lagi, besuk."