Setelah salat Subuh, Yadi pun bersiap untuk berangkat kerja. Jarak rumah dan lokasi tempatnya bekerja memang agak jauh, sehingga Yadi selalu berangkat lebih awal. Melewati jalan yang belum seluruhnya ada lampu penerang jalan, membuatnya harus membawa senter.
Yadi berangkat kerja diantar oleh istri, yang kadang sambil menggendong anaknya, sebab jika ditinggal di rumah sendirian justru malah takut dan kepikiran. Istri Yadi memang terkenal sebagai perempuan yang tangguh, bukan tipe penakut seperti layaknya perempuan lain.
Setiap keluar rumah Yadi selalu melantunkan doa warisan dari kakek nenek yang telah mengajarinya sejak kecil.
Setelah persimpangn jalan, ada sebuah rumpun bambu yang selalu dilewati oleh semua pengguna jalan karena merupakan jalan satu-satunya. Rumpun bambu itu cukup besar. Tidak ada yang berani memotong rumpun bambu tersebut karena menurut kepercayaan masyarakat sekitar setiap ada niat memotong bambu, tiba-tiba ada suara yang halus dan seperti berbisik. Di sekitar pohon bambu itu pun selalu tercium bau yang sangat aneh.
Suara itu seperti seorang perempuan yang sedang berbisik dan merayu. Kadang, tiba-tiba dari balik rumpun bambu itu muncul sekelebat bayangan putih. Win istri Yadi tidak gentar meski bayangan putih berupa pocong itu muncul di hadapannya.
Berkali-kali ketika Yadi dan istrinya melewati jalan itu selalu bayangan putih itu menampakkan diri. Kadang sedang duduk, atau kadang bergelantungan. Sebelum bayangan putih itu hadir, selalu ada suara seperti berbisik. Pohon bambu itu pun kadang tiba-tiba melengkung dan menghalangi jalan. Tentu saja pemakai jalan menjadi kaget.
Pernah suatu kali bersamaan munculnya bayangan putih itu, bambu pun berbisik, ada suara yang menyapa, "gasik banget olehe mangkat kerja."
Suara, bisikan atau bayangan putih itu tidak pernah digubris oleh Win istri Yadi. Benar-benar superwoman!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H