Lihat ke Halaman Asli

Zuni Sukandar

Seorang guru SLB

Tetangga

Diperbarui: 2 Agustus 2020   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Pak ... Pak, cepat sini!" pinta Ratmi pada suaminya yang sedang membaca koran di ruang tengah.

Mendengar istrinya berteriak, suaminya segera meletakkan koran yang dipegangnya. Biasanya jika Ratmi berteriak-teriak seperti itu ada hal penting yang akan disampaikan. Pengalaman beberapa waktu yang lalu Ratmi berteriak-teriak seperti itu  tidak diladeni oleh suaminya, langsung dia mencak-mencak membawa pisau dapur. Ratmi kalap, karena merasa tidak dihargai.

"Ada apa sih, Bu?"

Rusli mendekati istrinya.

"Sini, dong, mendekat sini. Tuh lihat, pengantin baru sedang  mencuci pakaian, tapi kok yang laki-laki ya, Pak?"

Rusli memperhatikan apa yang dikatakan istrinya. Ratmi dan Rusli melihat Anto dan istrinya di dekat dapur rumah. Meski berseberangan jalan, tetapi kedua tetangga itu dapat saling melihat aktivitas yang sering dilakukan, terutama di ruang dapur dan belakang, seperti sumur atau halaman belakang.

"Ya biar to, Bu. Wong pakaian ya milik mereka sendiri, kok kamu yang sewot."

"Huh, dasar Bapak ini. Mbok ya lihat kejanggalannya to, Pak."

"Maksudmu gimana, sih, Bu?"

"Ya jelas aneh to Pak. Masa yang nyuci baju malah laki-laki. Terus yang perempuan itu apa kerjaannya? Dandan, bersolek, atau hanya main HP?"

Rusli hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban istrinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline