"Pak ... Pak, cepat sini!" pinta Ratmi pada suaminya yang sedang membaca koran di ruang tengah.
Mendengar istrinya berteriak, suaminya segera meletakkan koran yang dipegangnya. Biasanya jika Ratmi berteriak-teriak seperti itu ada hal penting yang akan disampaikan. Pengalaman beberapa waktu yang lalu Ratmi berteriak-teriak seperti itu tidak diladeni oleh suaminya, langsung dia mencak-mencak membawa pisau dapur. Ratmi kalap, karena merasa tidak dihargai.
"Ada apa sih, Bu?"
Rusli mendekati istrinya.
"Sini, dong, mendekat sini. Tuh lihat, pengantin baru sedang mencuci pakaian, tapi kok yang laki-laki ya, Pak?"
Rusli memperhatikan apa yang dikatakan istrinya. Ratmi dan Rusli melihat Anto dan istrinya di dekat dapur rumah. Meski berseberangan jalan, tetapi kedua tetangga itu dapat saling melihat aktivitas yang sering dilakukan, terutama di ruang dapur dan belakang, seperti sumur atau halaman belakang.
"Ya biar to, Bu. Wong pakaian ya milik mereka sendiri, kok kamu yang sewot."
"Huh, dasar Bapak ini. Mbok ya lihat kejanggalannya to, Pak."
"Maksudmu gimana, sih, Bu?"
"Ya jelas aneh to Pak. Masa yang nyuci baju malah laki-laki. Terus yang perempuan itu apa kerjaannya? Dandan, bersolek, atau hanya main HP?"
Rusli hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban istrinya.