Al-Qur'an merupakan induk dari ajaran-ajaran kehidupan masyarakat Islam sehari-hari. Bahasan-bahasannya menjadi tuntunan umat yang benar dan membawa kejalan yang lurus. Aturan nya yang begitu komplek banyak menarik perhatian para ilmuan muslim untuk lebih memahami dan mendalami Al-Qur'an, bahkan banyak dari bangsa barat yang penasaran dan ingin mengkaji kebenaran dan keoutentikan dari isi Al-Qur'an.
Kajian Al-Qur'an dan disiplin ilmu yang menopangnya menjadi perhatian yang cukup memikat, tidak saja bagi umat Islam, tetapi juga bagi para pemerhati Islam di Barat. Hal ini, selain karena Al-Qur'an merupakan kitab suci yang diyakini bersumber dari wahyu dan dijadikan pedoman bagi pemeluknya,juga karena Al-Qur'an menyisakan banyak misteri yang membuat orang terpikat dan tertantang untuk mengkajinya.
Dalam Pelaku pengkaji kajian barat atas Al-Qur'an, hal ini tidak hanya menjadi objek kajian bagi para ilmuan dan sarjana dari barat, namun banyak juga sarjana Muslim yang tinggal dan mengajar di Barat juga mengkaji serta menulis beberapa kajian tentang Islam dan al-Qur'an. Diantarnya seperti Fazlur Rahman, Khalid Abu el-Fadl, Abdullahi Ahmed an-Naim, Amina Wadud, Asma Barlas, Nasr Hamid Abu Zayd, dan lainnya. Hal ini memunculkan urgensi bahwa kajian barat atas Al-Qur'an mampu menarik untuk dibahas dan di telaah lebih dalam sehingga dapat memunculkan kemungkinan pembuktian kebenaran-kebenara bagi orang awam dalam meyakini islam.
Tema kajian al-Qur'an yang disoroti tidak hanya melulu tentang kajian tafsir, namun juga mengkaji teks Al-Qur'an, sejarah al-Qur'an, periodisasi al-Qur'an, kandungan al-Qur'an, dan ulum al-Qur'an. Hal ini membuktikan kajian-kajian Al-Qur'an oleh sarjana-sarjana di Barat sangat kaya dan layak dikaji karena dapat memperkaya wawasan kita, walaupun kita harus tetap kritis terhadap karya-karya tersebut.
Dalam perkembangannya, kajian Al-Qur'an di Barat tidak saja diarahkan pada alih bahasa Al-Qur'an ke dalam bahasa mereka, melainkan juga pada aspek-aspek lain terkait dengan Al-Qur'an. Meskipun penerjemahan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Barat merupakan rintisan awal persentuhan Barat dengan Al-Qur'an, namun dalam perkembangannya, hal-hal yang terkait dengan Al-Qur'an juga menjadi minat yang luar biasa di kalangan Barat. Sebagaimana diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa awal mula kajian Al-Qur'an diarahkan pada penerjemahan Al-Qur'an ke Bahasa Latin dan Bahasa Eropa lainnya.
Dalam perkembangannya, berberapa kajian Al-Qur'an juga dimulai melalui pintu masuk kajian sejarah Nabi Muhammad. Hal ini masuk akal lantaran Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umatnya. Dengan demikian, kajian tentang sejarah Nabi Muhammad juga tidak menafikan penjelasan tentang kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Dapat disebut di sini adalah Gustav Weil, Aloys Sprenger, William Muir, dan Theodore Noldeke.
Kajian Al-Qur'an di Barat berdampak pada dinamika kajian Al-Qur'an di belahan dunia lainnya, tidak terkecuali di kalangan umat Islam. Massifnya dunia percetakan menjadikan pertukaran gagasan demikian gencar menyebar. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan semua orang dengan mudah mengakses berbagai informasi. Melalui jurnal dan buku-buku yang diterbitkan atau diunggah di dunia maya, menjadikan informasi itu dengan mudah dibaca di berbagai penjuru dunia.
Kajian Al-Qur'an di dunia barat dewasa ini telah mencapai "the golden age" sehingga hal ini menjadi topik hangat yang perlu diangkat dalam essay ini. Dalam lingkup forum kajian barat, para sarjana Muslim dan sarjana non Muslim telah berkolaborasi dalam mengkaji tentang islam dan Al-Qur'an. Sebagai salahsatu hasil dari kolaborasi ini yakni terbitnya karya "The Encyclopaedia of the Qur'an" sebanyak 5 jilid, yang diedit oleh Jane D. McAuliffe, "Dictionnaire du Coran" yang ditulis oleh beberapa sarjana dengan bahasa Perancis pada tahun 2007, dan beberapa karya yang lainnya. Hal ini menjadi urgensi kajian barat atas Al-Qur'an yakni mampu menghasilkan karya-karya baru yang objek utamanya adalah Al-Qur'an dengan berbagai tema.
Refleksi Perkuliahan Kajian Barat Atas Al-Qur'an
Saya pribadi, cukup antusias dengan mata kuliah ini. Karena menguak bagaimana para sarjana barat (orientalis) antusias dalam mengkaji studi al-Qur'an. Selain itu juga, mengungkap mengenai alasan, latar belakang serta tujuan mereka para sarjana barat (orientalis) dalam mengkaji studi al-Qur'an. Ataupun hal-hal lain mengenai para sarjana barat atas al-Qur'an. Karena itu saya pun banyak mencari tahu apa saja yang berkaitan dengan kajian ini. Dalam hal penyampaiannya pun, beliau bapak dosen cukup jelas dan detail dalam penyampaian materinya. Ditambah juga selalu memberikan informasi-informasi terkini mengenai materi mata kuliah ini.
Mata kuliah ini membuat saya sadar bahwa pengetahuan tentang isi Al-Qur'an begitu sangat menarik dan luas sekali untuk dibahas, dikaji oleh banyak orang