Pandemi Covid-19 menimbulkan ruang gerak semua orang menjadi terbatas, yang semestinya bebas untuk bersosialisasi dan berinteraksi, kini terbatasi oleh ruang-ruang online. Kehadiran virus Covid-19 di hampir seluruh penjuru dunia selama kurun waktu dua tahun lebih belakangan ini memberikan dampak perubahan yang tidak sedikit bagi kehidupan umat manusia.
Perubahan ini terjadi hampir di setiap aspek kehidupan manusia. Dimulai dari tingkat populasi umat manusia yang berkurang drastis sejak kemunculan virus ini hingga proses pembelajaran yang dipaksa beralih ke sistem daring guna mencegah penyebaran virus Covid19 ini dan hal ini tentunya berlaku di seluruh dunia. Hal ini, tidak hanya menimbulkan kebosanan bagi remaja, melainkan juga berefek pada kesehatan mental remaja, sehingga membutuhkan rekan yang dapat membantu permasalahan yang dialami.
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri, untuk memulai banyak hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Sebagimana masa transisi lainnya, maka masa remaja ditandai pula oleh ketidakmantapan si remaja yang berpindah-pindah dari perilaku atau norma-norma lama ke norma-norma baru atau sebaliknya. Ketidakmantapan ini memang indikasi dari belum matangnya kepribadian. Namun remaja yang dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya dengan baik, maka hal itu merupakan modal dasar dalam menghadapi masalah-masalah selanjutnya sampai ia dewasa. Apalagi remaja itu seorang beriman yang kuat, yang dapat memecahkan berbagai problema yang di hadapinya.
Remaja yang kuat jasmani dan rohaninya dalam menghadapi berbagai macam persoalan hidup, akan menjadi orang yang selalu berguna bagi agama, nusa dan bangsanya. Itulah remaja harapan agama, harapan bangsa dan negara. Remaja yang demikian itu telah dilukiskan dalam Al-Qur'an.
Dimana dalam wabah yang telah meraja lela membuat msyarakat tak terkecuali remaja muslim harus siap menghadapi perubahan dalam segala aspek. Peran yang dilakukan remaja muslim haruslah berpedoman dengan norma serta bagaimana yang telah ditetapkan didalam Al Quran. Seperti halnya aspek akhlak seorang remaja Islam semestinya yaitu tidak menghina yang lain, tidak berprasangka buruk, tidak mencari kesalahannya dan tidak menggunjing. Sebaliknya seorang remaja Islam harus selalu menyeru pada kebaikan dan tidak berprasangka buruk, tidak mencari kesalahannya dan tidak menggunjing. Sebaliknya seorang remaja Islam harus selalu menyeru pada kebaikan dan bersikap kasih sayang kepada sesama muslim agar dapat tercipta taaruf (saling mengenal) dan terjalin hubungan silaturahmi di antara mereka. Tak hanya dihadapkan dengan akhlak yang semakin merosot akan adanya pandemi, pada saat ini pandemi Covid-19 sudah melanda Indonesia selama dua tahun belakangan ini.
Adanya pandemi ini banyak aktivitas baik sekolah maupun kegiatan masyarakat banyak yang dihentikan dan semuanya dikerjakan dari rumah. Adapun hubungan kemerosotan akhlak dengan pandemi yaitu membuat para remaja banyak menghabiskan waktunya untuk bermain handphone sehingga membuat para remaja mempunyai akhlak yang kurang bagus karena kurangnya pengetahuan agama sehingga remaja bebas melakukan hal-hal yang mereka inginkan tanpa memperhatikan keadaan di sekitarnya.
Peran remaja muslim sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak menuju remaja, di dalam mempersipakan generasi mukmin yang soleh dan solehah yang berakhlak mulia.
Kehidupan remaja muslim yang baik bisa menjadi contoh remaja lain dan bisa mengajak mereka untuk selalu berbuat baik. Oleh karena itu, menjadi remaja muslim merupakan perilaku yang penting yang dapat menghalangi masuknya budaya yang tidak Islami (budaya Barat) hingga terkadang menyebabkan prilaku remaja juga tidak baik seperti meninggalkan perintah agama, tidak mengedepankan akhlak mulia, minum-minuman keras, mencuri, dan hal-hal lain yang senada. Maka jalan yang baik dan yang bisa ditempuh adalah dengan menyekolahkannya mereka ke lembaga-lembaga pendidikan Islam. Namun, tidak hanya lembaga saja jalan yang terbaik, dalam konsep peran remaja muslim harus bisa meningkatkan atau mendorong masyarakat agar terhindar dalam pemerosotan akhlak. Dalam hal contoh bisa dikatakan remaja masjid menjadi sebuah organsasi yang bisa ditempuh oleh para orang tua untuk membimbing mereka agar menjadi remaja yang muslim akhlaknya.
Remaja masjid sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah dan wadah bagi remaja muslim, diharapkan dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai lembaga kemasjidan. Sehingga aktifitas remaja masjid yang diselenggarakan dapat memenuhi kebutuhan umat serta berlangsung secara efektif. Salah satu peranan dari remaja masjid yaitu melakukan pembinaan terhadap remaja muslim dimana remaja muslim disekitar lingkungan masjid. Selain itu, juga mendidik mereka untuk berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki keterampilan yang dapat diandalkan.
Peran remaja muslim ini sangat penting diera pandemi saat ini dimana untuk mempersiapkan diri menjadi muslim yang berakhlak mulia dan tujuan pokok akhlak yaitu agar semua muslim berbudi pekerti, bertingkah laku, beradat istiadat yang baik sesuai ajaran islam. Hubungan umat islam dengan Allah SWT dan sesama mahkluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.
Hal ini dapat menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat kesempurnaan bagi individu dan menciptakan kemauan dan keteguhan dalam masyarakat di masa Covid-19. Tujuan mempelajari ilmu akhlak bagi remaja muslim yaitu agar dapat menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang buruk dan sebagai perbuatan yang baik. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan buruk. Serta untuk membentuk manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbuat atau berbiacara mulia dan bijaksana. Dengan kata lain akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia memiliki keutamaan.