Ribuan pencari kerja memadati gedung Manunggal Makassar guna mencari kerja. Bagaimana tidak? Setiap tahunnya univeristas dari seluruh Sulawesi Selatan mengeluarkan ribuan mahasiswa, yang tak memiliki banyak keahlian. Mau dikemanakan mereka? lapangan pekerjaan yang semakin sempit, membuat pengangguran mulai dari lulusan SMA hingga S3, tidak memiliki pekerjaan. Gedung Manunggal 18 Januari 2014 Mulai dari jam 08.00 pagi pintu pagar sudah dihuni oleh mereka para pengangguran. Apakah yang salah sebenarnya di Indonesia? Lapangan pekerjaan yang sedikit? ataukah sistem pendidikan yang menuntut pelajar yang lulus nantinya akan menjadi pencari kerja bukan sebagai penyedia lapangan pekerjaan??? Menjadi seorang penyedia lapangan pekerjaan memang sangat sulit, karena butuh modal dan resiko yang besar untuk menjadi seorang pengusaha sukses. tapi bagi saya itu bukan merupakan kendala besar, dibandingkan menjadi tenaga kerja seumur hidup sampai tua. Pilih mana coba? Saat wawancara ternyata "Beberapa di antara mereka sudah memiliki pekerjaan, tapi tetap mendaftarkan dirinya untuk melamar pekerjaan di Bosowa, karena katanya terkait masalah GAJI. Katanya gaji di Bosowa jauh lebih besar dibandingkan dengan gaji ditempat mereka kerja, jadi mereka rela berdesakan dengan pelamar lain untuk mendapatkan GAJI yang LEBIH BESAR...Wow banget alasannya!!! Menurut saya pribadi jika ingin mendapatkan gaji yang BESAR lebih baik menjadi seorang PENGUSAHA, bukan menjadi seorang yang setiap tahunnya menyediakan berkas lamaran kerja untuk mencari lapangan kerja. Bagaimana menurutmu? bandingkan saja rumah pengusaha dan pegawai PNS ataukah tenaga kerja di perusahaan. Pasti jauh berbeda, dan pastinya jawabannya adalah PENGUSAHA. Bagaimana tidak? mereka para pengusaha yang sukses BERANI KELUAR DARI ZONA NYAMAN, dan berani mengambil resiko.Apakah kalian berani menjadi pengusaha? Alangkah nikmatnya hidup ini jika kita menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, bukan sebaliknya hidup menjadi SAMPAH MASYARAKAT...Oh tentuk Tidak!!!...Semoga kita dapat terhindar dari itu. Makanya hari ini aku putuskan untuk menjadi seorang pengusaha yang nantinya bisa menjadi penyedia lapangan pekerjaan. Aaamiin..... Semoga pemerintah dapat mengubah sistem pendidikan menjadi lebih baik. Dalam arti lebih baik pendidikan Indonesia itu lebih menjurus. Maksud saya mulai dari SD memang dikhususkan untuk satu mata pelajaran saja, nda usah semuanya diajarkan karena otak manusia memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Benar ngga? Aku sangat yakin para lulusan S1, S2 sampai S3 yang misalnya dari jurusan Sastra, kalau ditanya tentang matematika SMA pasti sudah LUPA. Iya kan? ngaku aja deh....Jadi mendingan sistem pendidikannya wajib diubah. Nilai bukan menjadi patokan utama untuk diterima di sebuah perusahaan, yang lebih diutamakan adalah SKILL. Banyak orang sukses karena kemampuan mereka, daya kreatifitas yang mereka buat, sehingga dengan begitu mereka bisa sukses. Ayo kawan mulai dari sekarang keluarlah dari zona nyaman kalian. Jangan menginginkan nyaman terus. Berpikir ingin jadi PNS karena ada GAJI PENSIUN....yang gajinya juga nda seberapa. Cobalah memanfaatkan waktu kalian menjadi lebih bermanfaat. Bagi kalian yang merasa belum punya kerja...ayoo segera menjadi seorang wirausaha muda. Rasulullah SAW saja mencontohkan kita menjadi pedagang bukan menjadi PNS..iyakan? bahkan karena kesuksesan beliau menjadi seoarang pedagang, beliau mampu melamar istrinya Khadijah dengan 100 onta merah. Jika dirupiahkan sekitar 6 Milyar. Wow Banget kan? apakah kalian tidak ingin mengikuti jejak beliau. Nabi yang sudah dijamin SURGA loh. Semoga kita menjadi pengikutnya dan juga masuk ke dalam Surga. Aamiin. Segera hilangkan rasa kurang percaya diri anda, dan mulailah membuka mindset anda bahwa anda juga PASTI BISA. Untuk meningkatkan semangat usaha anda, silahkan bacalah biografi dari tokoh pengusaha sukses yang mulai dari nol, tidak ada sesuatu yang tidak bisa. Sesungguhnya Allah selalu mengikuti prasangka hambanya. Yuk kita berprasangka positif terus. Semoga kita bisa bertemu dalam kesuksesan nantinya... SEMANGAT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H