Kediri, 29/07/2023. Tradisi larung sesaji gunung kelud merupakan upacara adat yang rutin dilakukan satu tahun sekali setiap bulan suro. Acara yang diselenggarakan di Desa Sugihwaras (area gunung kelud) ini diikuti oleh seluruh desa di kecamatan Ngancar.
Tradisi ini merupakan simbol dari masyarakat Ngancar terhadap kepedulian lingkungan dan juga wujud syukur atas hasil bumi yang tumbuh subur di daerah Kecamatan Ngancar.
Selain itu, masyarakat juga berharap agar diberikan keselamatan, kesehatan, keberkahan, dan keberuntungan di tahun ini. Dalam kepercayaan setempat, upacara larung sesaji Gunung Kelud erat kaitannya dengan kisah Dewi Kilisuci dan Lembu Suro.
Diceritakan,Lembu Suro sangat mencinai Dewi Kilisuci, tetapi tidak sebaliknya. Singkat cerita, Dewi Kilisuci melakukan tipu muslihat agar tidak jaddi menikah dengan Lembu Suro dan berhasil. Konon, Lembu Suro bersumpah bahwa wilayah Kediri akan menjadi sungai (kali). Dari situlah tradisi larung sesaji dilakukan setiap tahun sekali pada Bulan Suro.
Pada kesempatan ini, Desa Jagul yang merupakan basis kelompok 114 Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Kediri mendapat tugas untuk menampilkan pertunjukkan seni reog dan gamelan pada acara larung sesaji. Sedangkan desa-desa lain, seperti Sempu, Ngancar, dan Sugihwaras membawakan tumpeng yang berisi hasil bumi. Hasil bumi yang dijadikan tumpeng antara lain terong, tomat, jeruk, salak, kacang panjang, apel, bengkoang, cabai merah panjang, ubi ungu, dan tak lupa primadona wilayah Ngancar, yaitu nanas.
Masyarakat sangat antusias menonton pertunjukkan yang disajikan, diantaranya seni jaranan yang diiringi oleh penari-penari jathilan, bujang ganong, reog, dan terakhir adalah acara lelarung yang dilakukan oleh sesepuh wilayah Ngancar yang diikuti oleh seluruh kepala Desa Kecamatan Ngancar.
Adapun acara terakhir dari tradisi larung sesaji Gunung Kelud tahun 2023 adalah doa bersama yang dipimpin oleh beberapa tokoh agama di Kecamatan Ngancar, diantaranya adalah tokoh Agama Islam, Kristen , Hindu, dan kepercayaan lokal.
Setelah berdoa bersama, tumpeng yang berisi hasil bumi masyarakat Ngancar dibagi-bagikan. Kami dari kelopok 114 KKN IAIN Kediri banyak mendapatkan hasil bumi dan rencananya akan dibuat rujak saat sudah kembali di Desa Jagul.