Lihat ke Halaman Asli

Warisan Sejarah Sungai Jingah

Diperbarui: 22 April 2017   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warisan Sejarah Sungai Jingah, Potret Lain Banjarmasin


Kontras tampilan pemukiman terlihat cukup mencolok bila kita menelusuri daerah ini, sepanjang jalan Sungai Jingah bak lorong waktu yang membawa imaji kita kembali ke masa lalu.

Rumah-rumah yang berjejer di daerah itu masih dapat memvisualisasikan dengan jelas kekayaan seni arsitektur orang Banjar. Diperkirakan rumah-rumah itu dibangun sejak awal abad ke 19, dengan gaya arsitektur rumah tradisional khas Kalimantan Selatan dan gaya Eropa tempo dulu, serta didominasi oleh bahan kayu.

Secara administratif, pemukiman tua Sungai Jingah berada diantara kelurahan Sungai Jingah dan Surgi Mufti di kecamatan Banjarmasin Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Diperkirakan ada sekitar puluhan unit bangunan tua yang terletak di daerah ini, kondisinya sendiri beragam. Ada yang terawat dengan baik, ada pula yang hanya menyisakan rangka pondasinya saja.

Pemerintah kota Banjarmasin memang berupaya untuk memanfaatkan warisan budaya ini sebagai destinasi wisata daerah Banjarmasin. Mengutip dari situs berita AntaraKalsel (15/09/2016), Kepala Bidang Pengembangan Wisata Dinas Pariwisata, Muhammad Khuzaimi mengatakan pihaknya yakin jika lokasi ini dikembangkan, kunjungan wisata akan meningkat. Realisasi kunjungan wisatawan di Kalimantan Selatan sendiri 2015 adalah sebanyak 654.787 orang, dengan rincian wisatawan asing 26.934 orang dan 627.853 pelancong lokal. Sehingga bila potensi pariwisata sejarah ini dikembangkan dengan serius, alternatif wisata di Banjarmasin akan bertambah dan berpengaruh pada kunjungan turis.

 Dan andai memang Pemkot Banjarmasin, sebagai eksekutor, benar serius terhadap rencana ini, tentu peran aktif menjaga warisan asli daerah ini harus dimaksimalkan. Karena hingga sekarang, kondisi beberapa pemukiman tua di jalan Sungai Jingah masih terbilang memprihatinkan, aksi tangan jahil (vandalisme) mereka yang tidak bertanggung jawab terlihat menutupi keindahan rupa rumah tua, seperti yang terjadi di salah satu rumah tua berikut ini.

r-58f9bb09f2967326071f6b3d.jpg

Restorasi menjadi penting untuk dilakukan, guna mempertahankan fisik asli bangunan-bangunan bersejarah ini. Karena hanya dengan sisa-sisa rupa inilah kita masih bisa menyaksikan miniatur pesona tanah Banua di masa lalu lewat gaya arsitekturnya yang khas. Dan tempat ini juga bisa menjadi, apa yang saya sebut sebagai “bahan negosiasi” kepada calon wisatawan baik domestik, maupun mancanegara untuk untuk menentukan pilihan melancong ke Kalimantan Selatan sebagai destinasi liburan berikutnya. Karena tawaran wisata sejarah di Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin masih terbilang minim sekali. Wisatawan hanya mengenal tempat-tempat mainstream seperti, Sungai Barito dan Sungai Martapura untuk wisata pasar terapung, Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Sabilal Muhtadin, dan beberapa lagi diantaranya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline