Lihat ke Halaman Asli

Zulkarnain Hamson

Dosen Ilmu Komunikasi

Kursi

Diperbarui: 30 September 2024   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dokumentasi pribadi

PENELITI opini publik di China, menemukan 4 simpulan menarik tentang dorongan aspirasi rakyat dan kemajuan demokrasi, salah satunya aspirasi dan pandangan publik telah terdistorsi kencangnya arus pembentukan opini melalui jaringan media sosial. Kedua peneliti ilmuan komunikasi China, Xuefan Zhang, dan Yanling He, melihat demokrasi dalam proses menuju kamuflase penokohan, yakni mereka yang  berjuang keras meraih dukungan untuk kursi kekuasaan, tetapi tidak memiliki visi cukup membangun peradaban yang baik, dan mensejahterakan. 

-----------

Mari kita tengok perebutan kursi anggota DPR-RI periode 2019-2024 dilantik dan diambil sumpah pada tanggal 1 Oktober 2019 oleh Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Hatta Ali. DPR RI periode 2019-2024 memiliki 575 anggota yang dipilih dalam 80 daerah pemilihan. Pemilihan umum yang disingkat menjadi sangat dekat dengan masalah politik dan pergantian pemimpin. Komisi Pemilihan Umum menyebutkan, dalam sebuah negara demokrasi, pemilu merupakan salah satu pilar utama dari proses akumulasi kehendak masyarakat. Pemilu sekaligus merupakan proses demokrasi untuk memilih pemimpin.

Studi analisis Robert J Schreiter, mengungkap beberapa hal yang tak kalah menariknya. Karena alasan bisa mengetahui sejauh mana opini masyarakat khususnya Jakarta tentang PEMILU 2024 ini maka, penelitian ini dilakukan karena warga Jakarta (miniatur Indonesia) ingin melihat perkembangan politik tanah air Indonesia. Penelitian ini, memberi gambaran Semua demokrasi modern melaksanakan pemilihan. Namun tidak semua pemilihan adalah demokratis. Karena pemilihan demokratis bukan sekedar lambang, melainkan pemilihan yang harus kompetitif, berkala, inklusif (luas), dan definitif untuk menentukan pemerintah.

Mengutip data Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia (UI), "Kita mengawali dari DPR RI periode 2019-2024, pemilu serentak 2019 diikuti oleh 16 partai politik di tingkat nasional ditambah 4 partai lokal di Aceh. Namun hanya 9 partai (PDIP, Gerindra, Golkar, Demokrat, PKS, PPP, PKB,PAN dan Nasdem) yang mampu meraih kursi di DPR RI (lolos 4% suara nasional). Jumlah total kursi DPR RI adalah 575 kursi. Tidak ada partai yang memperoleh kursi mayoritas di DPR. PDIP sebagai pemenang pemilu hanya meraih 22% kursi, naik dari 2014 yang meraih 19% kursi," ujar Dr. Sri Budi Eko Wardani, M.Si.

Basis daerah penyumbang kursi terbanyak di DPR RI berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari 9 partai yang meraih kursi di DPR RI, 6 partai berada dalam kabinet Jokowi-Ma'aruf yaitu PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB dan PPP. Serta 3 partai yang berada di luar kabinet Jokowi-Ma'aruf yaitu Demokrat, PKS dan PAN. Kekuatan politik di DPR RI didominasi oleh kepentingan koalisi 6 partai politik pemerintah (74%), vis a vis dengan tiga partai politik yang tidak masuk dalam kabinet (24%). Pimpinan DPR dikuasai partai-partai yang menjadi menteri di kabinet Indonesia Maju 2019-2024. 

Bagaimana nanti di Pemilu 2024? Selama periode 1-14 Agustus 2022 ada 40 partai politik nasional yang mendaftar ke KPU sebagai calon peserta Pemilu 2024. Dari jumlah tersebut, ada 24 partai politik pendaftarannya sudah dinyatakan lengkap dan dapat melanjutkan ke tahapan verifikasi administrasi. Menarik mengamati kiprah calon yang akan maju disemua jenjang pemilihan. Dari perebutan kursi legislatif hingga eksekutif. Masihkan kita akan terkecoh dengan slogan dan janji juga 'gaya sinetron' mereka yang akan mangajukan diri untuk dipilih?

Kopi Kenangan, 30 September 2022

Zulkarnain Hamson

Dosen FISIP UIT Makassar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline