Lihat ke Halaman Asli

Musibah pada Hari Kelahiran

Diperbarui: 22 Agustus 2020   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu tepat pukul 21.30 WIB tanggal 18 Agustus 2020, aku sudah sangat mengantuk dan ingin tidur. Namun, hati begitu gelisah sejak beberapa hari belakangan ini. Akupun mencoba untuk tidur sambil menunggu adikku sampai yg dari kampung. 

Disaat kegelisahan malam, aku mencoba tidur lalu beberapa mimpi buruk ku alami dan tanpa ku sadari pukul sudah menunjukkan 23.00 adikku belum kunjung sampai dan mata semakin berat. 

Aku intip jendela rumah, hanya suara jangkrik yang terdengar karena tetangga sudah mulak masuk ke alam mimpinya. Sambil menunggu adikku, ku beranikan diri menuju dapur sambil membuat teh dengan hati dag dig dug tidak seperti biasanya. 

Lalu, adikku pulang dan sampai di rumah sekitar 23.30 wib. Akupun langsung menutup pintu, mengunci dan segala keamanan.

Malam itu memang tak seperti biasanya, kepala yg biasanya tidur di samping jendela malam itu tidak bisa. Akupun mencoba merubah gaya tidur ke tempat yang lain. Saat itu jauh dari jendela. 

Masih gelisah.

Mata tidak bisa tidur.

Tapi aku tidak sadar pukul berapa aku tertidur malam itu.

Esok subuh, rutinitas biasa alarm bunyi menuju kamar mandi. Saat kembali ke kamar, aku baru sadar ada yg kurang di kamar. Sejenak aku berpikir apa yang kurang.

Innalillahi. Laptopku lenyap. Aku beranikan diri intip sarung yang aku jepit untuk jendela kamar kontrakanku, ternyata sudah terbuka lebar.

Lalu, aku terdiam sejenak lalu membangunkan adikku yang tidur. Kami coba menenangkan diri dan sholat subuh berdua. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline