Lihat ke Halaman Asli

Hujan Turun

Diperbarui: 26 Agustus 2015   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Azoo Je

seperti harapan yang kadang jatuh dengan cantik namun menyakitkan, sedang awan tak mampu menghentikannya untuk luruh menyentuh bumi.

Jatuh diwaktu yang tak disangka. Kemudian hilang begitu saja, tanpa aba-aba, tanpa rasa. Yang tertinggal hanyalah jejak. Menghanyutkan yang sudah susah payah kubangun. Percuma. Aku kalah. Aku salah. Dinding itu hancur begitu saja, saat hujan

datang dengan tiba-tiba.

Bahkan waktupun tak sempat menjelaskan. Harapan yang telah rapuh itu terkoyak sempurna. Menunggu langit berhenti menangis, berharap damai datang, tetap tak bisa. Tak semua selalu sesuai harapan.

Tiada kata yang bisa terucap pada hujan. Selain rindu yang masih tertinggal. Diam tak beranjak dari tempat pertama kali ia datang, ketika aku terpaku menatap binar dari balik matamu.

Layaknya ombak di tepi pantai, kemanapun ia berlabuh suatu saat akan kembali lagi ke laut. Maka tak ada kuasa untuk menghentikannya. Begitu juga denganku. Tanpa sadar sendu itu hadir di tepi senja, menghiasi hariku di tengah hujan. Sendiri, bersama kenangan tentangmu.

by Azo Je #Kompilasi @_zulhaji

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline