Lihat ke Halaman Asli

Zulfi WildaTuahuns

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

Dalang Peristiwa Malari (Resensi Buku)

Diperbarui: 11 Desember 2020   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Judul              : DALANG Peristiwa 15 Januari 1947 (MALARI)

Penulis            : A. Yogaswara

Penyunting     : Tim Medpress

Penerbitan     : Penerbit Media Pressindo

Halaman         : 128 halaman

Buku ini menceritakan tentang Kerusuhan pada 15 Januari 1947 yang dikenal dengan peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) yang terjadi pada masa Orde Baru dibawah Kepemimpinan Soeharto. Berawal dari kebijakan-kebijakan Soeharto pada masa pemerintahannya yang dianggap mensejahterakan orang-orang sekitarnya namun membuat rakyatnya sengsara dan tertindas, Pada peristiwa ini pula, terihat ketidaksetiaan para jendral di lingkungan kepresidenan serta terdapat konflik tersembunyi pada dua kubu militer.

Satu hari sebelum Kejadian Malari tepat pada saat Perdana Mentri Jepang Kakuei Tanaka berkunjung Ke Indonesia untuk mengunjungi Jakarta, para mahasiswa berkumpul untuk melakukan aksi unjuk rasa.

"Sekelompok Mahasiswa berkumpul di ujung timur lapangan udara Halim Perdanakusuma, tempat PM Tanaka mendarat" (hal 11)

Ketidaksukaan masyarakat Indonesia terhadap para pemodal asing terutama Jepang yang menguasai pasar Indonesia.  Keesokan harinya kekacauan di Jakarta semakin memanas, para demonstran yang digerakan oleh Mahasiswa menjadi kerusuhan massa.

"Demonstran akhirnya tidak terkontrol lagi dan pecah menjadi kerusuhan massa, sore harinya, kelompok massa yang kebanyakan dari golongan pemuda dan anak-anak perkampungan Jakarta turut turun ke jalan dan memulai melakukan aksi anarkis. Mereka menyerang semua yang 'berbau' Jepang. Mobil-mobil buatan jepang dibakar. Gedung-gedung yang ada hubungannya dengan Jepang seperti Astra Motor..., dan menjarah pusat pertokoan di Pasar Senen. Suasana kota Jakarta menjadi mencekam dan diselubungi asap.." (hal 12-13)

Atas peristiwa ini Presiden Soehartomemberikan pengertian terhadap tamunya itu, soeharto merasa malu akan kejadian ini, beliau juga mengkhawatirkan hubungan antara Indonesia-Jepang menjadi tidak harmonis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline