Apa kabar para teman-teman kompasioner, sudah begitu lama rasanya saya tidak meninggalkan "jejak" tulisan di forum yang kita cintai ini. Mungkin sudah lebih dari 3 atau 4 bulan ya. Karena kesibukan kerjaan membuat saya belum menggerakkan keyboard dan menarikan jemari di Kompasiana ini. Ok, mari tidak berlama-lama dengan preambule-nya.
Tadi malam, telah di konfirmasi akan tidak lolosnya salah satu klub kesayangan saya ke final Liga Champion 2012, yaitu Barcelona. Permainan bertahan ataupun menyerang adalah salah satu pilihan yang harus dilakukan pelatih dan pemain di lapangan. Tiada yang salah tentang taktik, karena didalam pertandingan harus ada pihak yang kalah, dan itu sudah mutlak.
Terkait dengan kekalahan Barcelona, selalu ada sesuatu yang bisa dijadikan pelajaran untuk masa datang. Jadikan kekalahan sebagai cerminan bahwa roda kehidupan itu selalu berputar. Kadang diatas dan kadang dibawah. Untuk itu menurut saya ada beberapa yang harus dibenahi Mr. Pep Guardiola dimusim depan.
- Titik kekuatan Barca selama ini adalah filosofi menyerang yang dibawanya. Hal ini sudah terbukti dengan sederet gelar juara yang didapat. Sesungguhnya filosofi ini harus dilakukan dengan latihan yang berulang-ulang, konstan dan konsisten. Celakanya, sistem ini menuntut pemain yang itu-itu saja, alias nyaris tidak ada rotasi karena jika dilakukan oleh pemain yang berbeda maka hasil di lapangan juga akan berbeda. Tidak heran jika rotasi pemain hanya dilakukan Pep jika ada pemain yang berhalangan serius, seperti cedera ataupun kena kartu.
- Pos gelandang bertahan yang diisi Sergio Busquets adalah tipe pemain breaker atau pemutus serangan lawan. Busquets memainkan peran ini "nyaris" seorang diri. Sepanjang musim ini Seydou Keita jarang dipasang diposisi ini. Sedangkan Mascherano lebih banyak diletakkan di belakang. (semenjak kesuksesan Pep menempatkan dia di final tahun lalu).
- Bek tengah yang diisi Carles Puyol sudah harusnya di serahkan kepada pemain baru yang lebih segar. Il Capitan sudah seharusnya mewariskan posisinya kepada Gerard Pique dan sudah waktunya Barca mendapatkan (tepatnya membeli) bek tengah yang lebih muda. Musim ini kelemahan Barca yang sangat sering di eksploitasi lawan-lawannya adalah umpan silang lambung ke kotak pinalti dan serangan balik cepat. Hampir semua gol yang diderita Valdes berawal dari serangan model ini. Terlepas dari rasa "sungkan" dari Valdes untuk mengkomando lini belakangnya, khususnya kepada sang kapten.
- Rekrut pemain depan dengan tipe target man. Selama ini filosofi bermain Barca adalah memainkan bola selalu di tanah. Nah, jika cara ini mentok dan terlebih ketemu dengan tim yang mengandalkan kontak fisik dan ketat dalam penjagaan zona, maka pemain dengan tipe ini secara logika adalah alternatif bagus untuk memecah konsentrasi para pemain belakang. Dahulu posisi ini cukup bisa dijalankan oleh Ibrahimovic, namun waktu berkata lain.
- Rekrut striker yang punya kemampuan shooting dari jarak jauh. Messi, Pedro, Villa dan Alexis Sanchez adalah tipe pemain yang mempunyai kemampuan dribel dan lari yang cepat. Namun, naturalnya pemain tipe ini tidak punya kemampuan shooting jarak jauh. Striker dengan tipe ini bisa menjadi jawaban atas pertahanan berlapis-lapis lawan.
Demikianlah kira-kira "evaluasi" yang bisa saya berikan, agar Barca bisa lebih baik lagi dimasa depan. Buat Chelsea, selamat anda sudah di final dan masih ada perjuangan lain di Liga dan Piala FA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H