Filsafat adalah pengetahuan yang bersifat eksistensial, yaitu sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari (Adib 2010,35). Filsafat merupakan ilmu yang hampir membahas segalanya, dan sering juga disebut sebagai induk ilmu pengetahuan. Peran filsafat begitu penting karena membahas hal yang paling mendasar tentang segala sesuatu sehingga ilmu ini tanpa sadar sering digunakan.
Filsafat memiliki peran penting di masa lalu karena berhasil membawa dunia yang pada saat itu eropa, terbebas dari doktrin agama yang mengekang ilmu pengetahuan. Perkembangan pandangan positivisme sebgai salah satu cabang filsafat juga menunjang terjadinya zaman renaissance. Positivisme juga mendorong orang-orang untuk mulai literasi buku-buku ilmiah, tidak terpaku pada pengetahuan yang berbasis pada agama. Literasi inilah yang mengakibatkan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat sampai ini.
Digitalisasi literasi
Pada era kotemporer saat ini terjadi modernisasi yang dimulai pada revolusi industri, berbagai aspek dari kehidupan manusia berubah disertai dengan bagaimana manusia belajar, darimana sumber informasi manusia. Bermula dari media tulis, berkembang ke media cetak, dan sampai saat ini berkembang ke media digital.
Perkembangan informasi ke media digital dalam hal yang positif memudahkan kita dalam mencari informasi sebagai bahan literasi. Disbanding dengan zaman dahulu orang saat ini lebih sering melakukan literasi, dengan adanya internet yang mengintegrasikan seluruh hal dari belahan bumi yang satu kebelahan bumi yang lain, memberikan akses yang lebih luas terhadap informasi.
Pada saat ini hidup manusia tidak dapat dipisahkan dari informasi yang tersebar di internet, maka dari itu informasi dan literasi digital tidak dapat dipisahkan dari masyarakat modern. Bahkan, secara tidak sadar manusia modern melakukan literasi dengan menggunakan digital untuk kebutuhan segari-hari
Masalah literasi digital di negara berkembang
Literasi digital sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat modern, dari masyarakat negara maju sampai negara berkembang tidak dapat dipisahkan dengan literasi digital. Disisi baiknya, literasi digital membawa masyarakat lebih berkembang secara pengetahuan, tetapi dilain sisi literasi digital juga membawa dampak buruk bagi pengetahuan.
Kemudahan akses terhadap informasi juga diiringi dengan informasi palsu atau biasa yang disebut dengan (Hoaks). Hoaks sangat mudah menyebar melalui media internet. Dampak buruk hoaks sangat variatif mulai dari sekedar kebohongan yang tidak berdampak apapun, sampai kebohongan yang dapat merugikan banyak pihak.
Beberapa hoaks dibuat untuk kepentingan suatu pihak. Hoaks seperti ini biasanya ditunggangi oleh isu agama, rasial, atau asal daerah. Hoaks ini biasanya muncul saat menndekati pemilu yang kemudian akan berimplikasi pada perdebatan atau framing ke salah satu orang atau komunitas tertentu.
Selain hoaks yang digunakan untuk mencapai sebuah kepentingan dalam mengubah persepsi orang-orang terhadap suatu kelompok, hoaks juga digunakan hanya untuk mencari exposure. Hoaks ini biasanya berhubungan dengan suatu keajaiban yang diluar logika atau ilmiah. Seperti pada kasus anak durhaka yang dikutuk menjadi ikan, yang sebenarnya hanya ikan pari. Narasi-narasi yang dibuat seperti ini merupakan hoaks yang dibuat tanpa adanya kepentingan khusus yang hanya digunakan untuk mencari exposure,