Semua yang serba pertama memang punya kesan tersendiri, seperti awayday yang saya lakukan ke Manila, Filipina, November 2016. Akan tetapi, awayday kali ini benar-benar memberikan pengalaman yang luar biasa. Semifinal SEA Games 2017, Malaysia vs Indonesia. Stadion Shah Alam, Selangor.
--
Awayday ternyata candu. Ya, paling tidak itu berlaku untuk saya. Andai tak ada perjalanan ke Manila waktu itu, mungkin saya tak akan sampai di Malaysia untuk mendukung langsung perjuangan Tim Garuda Muda.
Serupa dengan pengalaman awayday ke Manila tahun lalu, perjalanan saya ke Malaysia kali ini juga tak semulus rencana yang sudah disusun. Sempat ingin membatalkan, membeli tiket baru, sampai akhirnya semua rencana terkait awayday bisa berjalan.
--
Waktu di Manila, suporter Indonesia masih terlihat dominan saat berada di tribun stadion, bahkan saat menghadapi tim tuan rumah. Wajar rasanya, karena sepak bola bukanlah olahraga yang populer di Filipina. Lantas, bagaimana dengan awayday di Malaysia? Jawabannya sangat berbeda!
Saat memasuki komplek Stadion Shah Alam, saya sempat was-was. Alasannya hanya satu, karena saya memakai atribut tim yang bertindak sebagai tim tamu, di tengah-tengah lautan suporter tim tuan rumah. Terlebih di SEA Games kali ini, tensi antara Indonesia dan Malaysia sempat panas karena insiden bendera terbalik.
Akan tetapi kecemasan saya tak terbukti. Suporter Malaysia ternyata tetap hangat kepada kami yang datang langsung ke stadion. Tak ada intimidasi berlebihan atau teror yang mencekam dari mereka. Tapi kehangatan itu berhenti sesaat, ketika para suporter perlahan memenuhi stadion.
Nyanyian dan teriakan khas pendukung Indonesia mulai menggema. Saya dan semua suporter lain begitu bersemangat. Sampai akhirnya Ultras Malaya --kelompok suporter fanatik Tim Nasional Malaysia- mulai beraksi dan membuat saya berkata dalam hati "Ini baru awayday!"
Saat menyaksikan langsung Timnas Indonesia berlaga di Tanah Air, sudah pasti kita tak akan peduli dengan perasaan suporter tim tamu yang juga datang langsung ke stadion. Kita akan asyik bernyanyi, berteriak, dan membakar semangat para pemain Indonesia yang sedang bertanding.
Kemudian hal yang tak pernah saya pedulikan itu akhirnya saya rasakan langsung. Suara paling keras sudah kami keluarkan. Pekikan untuk menyemangati para pemain sudah kami berikan. Tapi semua langsung hilang ketika Ultras Malaya dan semua fans Malaysia lainnya mulai beraksi.
Jumlah kami saat itu kurang lebih 'hanya' 10 ribu. Sementara sisa dari stadion yang berkapasistas 80 ribu tersebut dipenuhi oleh para pendukung Malaysia, meski tak semua adalah Ultras Malaya. Sampai-sampai kata "Ini baru awayday!" tak cuma terucap dalam hati, tapi langsung keluar dari mulut saya.
Semua yang dilakukan suporter Malaysia selama pertandingan berlangsung benar-benar membuat saya tercengang. Mulai dari koreografi, nyanyian, sampai hal sesederhana menyalakan lampu dari handphone beberapa menit sebelum pertandingan dimulai.