Lihat ke Halaman Asli

Kenali Jiwa Psikopat pada Anak Usia Dini

Diperbarui: 27 November 2022   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: bebaspedia

Sadis adalah kata yang tepat untuk menggambarkan Supardi. Seorang anak yang tega membunuh ibu kandungnya sendiri. Peristiwa tersebut terungkap oleh ayahnya ketika pulang kerja. 

Supardi mengaku telah berkali-kali menghantam tekuk ibunya dengan palu. Untuk memastikan ibunya telah tewas, Supardi memisahkan bagian kepala dengan badan. Tidak berhenti sampai situ, dia juga mengaku telah merusak jasad ibunya bahkan memakan bagian hatinya. Hal tersebut dia lakukan karena merasa orang tuanya pilih kasih dan tak memperhatikannya lagi. Banyak orang yang menyebut supardi sebagai psikopat.

Istilah psikopat pertama kali digagas oleh psikiater asal Jerman bernama J.L.A Koch pada abad ke-19. Dilansir dari kamus American Psycological Association, Psikopat adalah seseorang yang cenderung dianggap impulsif disfungsional terhadap hal-hal tidak menentu seperti bertindak aneh yang merugikan dan melakukan hal-hal di luar kemampuan orang pada umumnya.

Sikap anti sosial pada anak bisa memantik kecurigaan bahwa anak tersebut terindikasi menjadi psikopat. Ketika ada dugaan psikopat pada anak, sikap umum yang muncul adalah emosi yang tidak terkontrol dan sama sekali tidak menunjukkan adanya empati dan hati nurani. Gejala anak psikopat bisa terdeteksi rentan usia 2-4 tahun, namun kebanyakan terlihat ketika sudah beranjak dewasa. Adapun tanda-tandanya yaitu:

  • Berperilaku kasar/kejam
  • Suka membully dan mengintimidasi
  • Licik/manipulatif
  • Suka menyiksa hewan
  • Tidak ada rasa bersalah/penyesalan

Mengapa anak bisa menjadi psikopat?

Belum ada pembuktian secara ilmiah mengenai penyebab seseorang bisa menjadi psikopat. Namun kondisi ini diduga dapat terjadi karena faktor genetik dan faktor lingkungan seperti: pola asuh yang salah, pergaulan, dan trauma akibat kekerasan verbal. pelecehan seksual, perbudakan, dan kejadian lain yang mengakibatkan anak menjadi trauma.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti cara pencegahannya, namun demikian orang tua dapat meminimalisir dengan menciptakan suasana hangat, penuh kasih sayang dan jauh kekerasan.

Apakah ada harapan untuk sembuh?

Beberapa peneliti melaporkan bahwa pengobatan tidak membantu namun dapat mengurangi gejala dengan beberapa terapi yang dilakukan secara konstan dalam kurun waktu yang cukup panjang.

Anak Psikopat tidak dapat dipandang sebelah mata. Jika hal Ini dibiarkan akan berakibat rusaknya dan hancurnya bangsa itu sendiri. Maka dari itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk meminimalisir dampak yang yang terjadi jika memiliki anak dengan karakter psikopat. Bisa dengan cara koordinasi dan memilih sekolah yang tepat dan lingkungan yang mendukung dengan harapan anak akan menjadi pribadi yang berbudi baik, berakhlak mulia dan mencintai diri dan lingkungan serta bangsanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline