Lihat ke Halaman Asli

Apakah Memiliki Anak Autisme adalah Akibat dari Dosa di Masa Lalu?

Diperbarui: 14 November 2022   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Alomedika

Pada tahun 1943 seorang psikiater anak (Leo Kanner) menjabarkan dengan sangat rinci gejala-gejala aneh yang ditemukan pada 11 pasien kecilnya. Leo Kanner melihat banyak persamaan gejala pada 9 anak, tetapi yang sangat menonjol adalah 2 anak yang asik sendiri seolah-olah mereka mempunyai dunia sendiri. Kemudian dia memakai istilah 'Autisme' yang artinya hidup dalam dunianya sendiri.

Apa yang anda pikirkan saat mendengar istilah autisme?

Perlu diketahui, autism (Autism Sprektum Disorder) bukanlah gangguan mental. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang ditandai dengan defisit parah dalam interaksi sosial dan komunikasi oleh obsesi dengan rentang kegiatan dan minat yang sangat terbatas serta relatif berulang. Terdapat gejala umum yang sering ditemui yaitu kurang keterampilan sosial, kesulitan berkounikasi, dan gangguan perilaku.

Apakah memliki anak autisme adalah akibat dari dosa di masa lalu?

Seorang Psikolog dari Swedia. Sven Sandin mengatakan "83% autisme disebabkan oleh faktor genetik". Tapi seringkali kita menemui anak autisme dimana keluarganya tampak normal, Benar terdapat faktor lingkungan penyebab autisme yaitu akibat dari kelahiran prematur, konsumsi obat-obatan, alcohol Ketika hamil, virus, dan bakteri. Selain itu, ibu yang mengandung pada usia di atas 40 tahun juga beresiko memiliki anak dengan autisme. Untuk menghidari terjadinya hal tersebut, kita bisa menerapkan pola hidup sehat mulai dari sekarang atau selama masa kehamilan.

Did you Know?

Albert Einsten, seorang ahli Matematika, Ilmuan terbesar di abad 20 an, pencetus teori relativitas, E=mc2 siapa yang menyangka jika Einsten juga termasuk pengidap autisme, kemudian Bill Gates, bapak Microsoft sekaligus orang terkaya didunia ini juga mengalami hal yang sama. Keduanya menunjukkan gejala yang hampir sama yaitu berupa keterlambatan bicara, mengulangi kalimat yang sama, dan menghindari kontak mata saat bicara. Ini menunjukkan bahwa autisme dapat disandang oleh setiap anak tanpa pandang bulu, banyak bintang film dan selebriti dunia yang mempublish anak mereka yang menderita autis seperti Sylvester Stallone, Richard Button, dan lain-lain.

Orang tua penyandang Autisme harus menerima kenyataan, tidak boleh minder, malu, atau putus asa. Orang tua harus tau bahwa autisme bukanlah akhir dari segalanya. Masih banyak jalan untuk bisa memperbaiki keadaan.

Sejak autisme mulai dikenal, berbagai jenis penyembuhan telah dilakukan, beberapa implementasi penyembuhan tersebut bukan hanya bersifat psikis tetapi juga fisik, mental, emosional hingga fisiologis. Terapi penyembuhan dilakukan dengan berbagai varian teknik diantaranya teknik belajar sambil bermain yang dapat dilakukan dengan verba maupun non verba.

Autisme merupakan kondisi seumur hidup namun, ini bukan berarti penyandang autisme harus sengsara seumur hidup. Dengan gabungan beberapa terapi dan lingkungan yang suportif maka dapat terkurangi gejala-gejalanya. Hal terpenting yang harus dilakukan orang tua adalah mengidentifikasi autisme sejak dini. Yang perlu dipahami oleh semua orang adalah cara berpikir dan cara pandang anak autisme dalam menyandang dunia luar itu berbeda dan berbeda bukan berarti salah. Begitu banyak orang memaksa anak autisme untuk bersikap normal, namun inilah normal bagi mereka. Oleh karena itu kitalah yang harusnya memperbaiki diri sendiri untuk bersikap lebih akomodatif dan suportif terhadap sesama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline