Tahapan pilkada sudah mulai berjalan,banyak hal telah terjadi dalam proses berdemokrasi,mulai dari gagalnya pencalonan seorang bakal calon,tidak lolosnya bakal calon,hingga bakal calon yang sudah gagal lolos tapi kembali dinyatakan lolos,aneh tapi nyata. eskalasi sosial dimasyarakat berubah seketika,kawan menjadi lawan,kedamain berubah menjadi kerusuhan,kenyamanan berubah menjadi kebisingan. sepertinya kita belum dewasa dalam berdemokrasi. yang berdasi dapat mengubah konstitusi sesuka hati,sementara rakyat jelata berusaha mempertahankan konstitusi dengan berjalan kaki diterik matahari.Rakyat menjadi korban setiap pegelaran politik dilaksanakan,mereka siap mati untuk calon yang dipilihnya,tidak peduli siapa dia,fanatik terkadang mengalahkan segalanya.
Kasus yang terjadi dikota Subulussalam pada pegelaran pilkada tahun 2024 sangat memilukan,dimana Komisi Independen Pemilihan Kota Subulussalam telah menyatakan pasangan Alfan alfian bintang - faisal (BISA) tidak lolos sebagai calon walikota dan wakil walikota,yang berarti hanya 3 pasangan yang lolos,keputusan ini sentak memicu para pendukung BISA untuk turun kejalan dan memprotes keputusan KIP kota Subulussalam tersebut. Aceh memiliki undang undang khusus atau yang disebut dengan Qanun Aceh.setiap calon gubernur-wakil gubernur,bupat-wakil bupati,walikota-wakil walikota haruslah orang Aceh yang memiliki keturunan Aceh atau Lahir di Aceh,baru dikatakan orang Aceh.Qanun ini telah memicu persoalan yang tidak bisa dianggap remeh,dalam dua hari ada dua keputusan yang berbeda,masyarakat tentu akan berspekulasi dengan keputusan yang meloloskan pasangan BISA ini,lagi-lagi masyakat yang menjadi korban dalam situasi ini,yang pro kepada pasangan BISA akan mengatakan ada yang salah dengan produk Qanun ini,sementara yang kontra masih berharap pasangan ini kembali dibatalkan.
Fanatisme terkadang membuat orang lupa akan segala kebenaran,rasa fanatik yang mendalam telah mengalahkan akal dan fikiran yang waras.Kota Subulussalam merupakan kota kecil yang sangat majemuk,keharmonisan dan kerukunan sangat terasa begitu akrab dengan masayarakat dengan julukan sadakata ini.kita berharap kedepan,perjuangan tentang demokrasi dapat diperjuangkan dengan cara-cara yang elegant, dengan menempuh jalur konstitusi,para elit politik diharapkan tidak memperkeruh suasana disaat masyarakat melakukan tindakan diluar batas hukum,justru para elit harus turun menenangkan masyarakat agar tidak terjadi ha-hal yang buruk.
kita berharap pilkada tahun 2024 menjadi ajang masyarakat Subulussalam memilih pemimpin dengan damai dan hati gembira,terlepas siapa yang akan memenangkan pertarungan ini.Semoga masyarakat mendapat pemimpin yang adil yang mampu membawa Subulussalam lebih Maju.amin....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H