DEMOKRASI YANG TERDEGRADASI
OLEH: ZULFIKAR
Akhir-akhir ini kita dipertontonkan pada sebuah sistem demokrasi yang tak terkendali alias tidak sehat,sudah pasti hal ini hanya dapat dilakukan oleh penguasa dan oknum-oknum aparatur Negara yang memiliki kepentingan.Setiap saat kita mendengar kabar bahwa ada saja masyarakat yang diintervensi dan Intimidasi dengan berbagai pola dan narasi yang menakut-nakuti,tentu ini bukanlah sesuatu yang wajar.Demokrasi di Negeri Ini semestinya dari tahun ke tahun mengalami perbaikan kualitas demokrasi itu sendiri,bukan malah menurun kualitasnya seperti yang kita rasakan pada pemilu 2024 ini.
Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan secara terang-terangan oleh penyelenggara maupun peserta Pemilu,adalah hal yang tak terbantahkan bahwa telah terjadi kecurangan yang melanggar konstitusi dalam proses demokrasi,mulai dari putusan MK tentang usia cawapres hingga pelanggaran yang dilakukan oleh ketua KPU berdasarkan keputusan DKPP.
Reaksi guru besar dari berbagai Universitas di hampir seluruh pelosok Negeri menjadi bukti bahwa Demokrasi di Negeri ini sedang terdegradasi. Namun hal yang menyedihkan adalah adanya pernyataan dari salah seorang mentri yang mengatakan bahwa para guru besar ini telah terkontaminasi sehingga disangkakan melakukan agitasi. Secara akal sehat tentu ini sulit untuk kita terima kalau guru besar melakukan agitasi,mereka adala orang-orang terpilih untuk memberi teladan kepada anak Negeri.Sementara itu disisi lain ada pihak-pihak yang mencoba melakukan intimidasi kepada rektor Universitas untuk membuat pernyataan tandingan terhadap guru-guru besar kita,yang menyatakan bahwa pemerintah sekarang merupakan pemerintah yang baik,walaupun hal ini telah dibantah oleh seorang Kapolres yang mengatakan bahwa ini tidak ada unsur paksaan dalam membuat penyataan ini,namun sulit untuk kita pisahkan dengan tidak ada keterkaitannya dengan kritik guru besar diatas tadi tehadap pemerintah.
Kita masih ingat bagaimana perjuangan Rakyat dan mahasiswa pada tahun 1998 untuk mengembalikan demokrasi pada jalur yang benar dan tanpa intimidasi,dalam perjuangan itu, rakyat dan mahasiswa telah menjadi koban penguasa ,bahkan ada diantara mahasiswa sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Mungkin banyak yang sudah lupa diantara kita kalau peristiwa ini pernah terjadi.
Dalam hajatan 5 tahuan ini,kita berharap penguasa menjadi wasit yang benar-benar tidak memihak kepada calon manapun,sehingga para aparat dapat menjalankan tugasnya dengan benar dan tidak merasa digiring oleh penguasa untuk melakukan kecurangan-kecurangan yang dapat mencederai demokrasi itu sendiri.fasilitas Negera jangan dijadikan komoditi untuk bertransaksi atas nama demokrasi,padahal bantuan atau fasilitas yang diberikan kepada rakyat bukanlah dana pribadi,melainkan amanah konstitusi.Masyarakat sudah saatnya mendapat pendidikan tentang arti sebuah demokrasi,harga diri jangan diperjual beli walaupun dengan dalih "kami butuh makan untuk hari ini" tetapi kita lupa kalu kita sendiri yang telah merusak sendi-sendi demokrasi dinegeri sendiri.kita ingin Negeri kita terlepas dari praktik korupsi,tapi disisi lain kita sendiri ikut terjerumus kedalamnya.
Harga diri tidak untuk diperjual beli,demokrasi menjadi hak setiap individu anak negeri yang sudah sesuai dengan konstitusi. Mari kita gunakan hak kita untuk memilih para pemimpin yang bertanggung jawab untuk negeri ini.sudah saatnya rakyat melakukan perlawanan pada siapaun yang melanggar konstitusi dalam kebebasan berdemokrasi.semoga kita menjadi pejuang demokrasi yang hakiki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI