Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Muhammad Nugroho

Teacher | Musician | Composer

Sebuah Renungan | Zulfikar Muhammad Nugroho

Diperbarui: 24 Mei 2023   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudahkah kita bercermin hari ini?
Elok-kan wajah manis di depan namun berwajah garang di belakang?
Buah manis mungkin lebih laris?
Untaian peristiwa tidakkah membuat kita sadar tentang arti kebenaran?
Apa yang telah kita tuliskan kemarin, sudahkah kita telaah kembali hari ini?
Hati-hati dengan cerita fiksi yang kita cipta, barangkali ia alasan masuknya kita ke neraka.

Raibnya kejujuran mengejawantahkan siapa diri kita
Empati, simpati jadi senjata, tapi nyatanya hanya dalih belaka untuk membuka kitab rahasia
Nurani kita dimana?
Untuk sebuah eksistensi, kita tanggalkan nilai kemanusian yang hakiki
Nanti saat tiba waktunya, dusta menusuk diri, fitnah mencabik hati, ghibah memecah kepala ini, itukah yang kita mau?
Gonggongan anjing tirani lebih baik dari celotehan manusia durjana
Aib diri saja masih tertutup kasih-Nya
Namun kita tidak kunjung sadar jua, mengapa?

Sangatta, 24 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline