Lihat ke Halaman Asli

Pembuatan Briket Bahan Bakar dari Sampah Pasar

Diperbarui: 17 Juli 2021   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://oriflameid.com/jelaskan-2-kelebihan-briket-dari-bahan-bakar-minyak-bbm/

Briket  adalah  gumpalan  atau  batangan  arang  yang  dikeraskan  menggunakan perekat. Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif pengganti kayu. Alasan pembuatan briket ini ialah selain untuk mengurangi jumlah sampah juga untuk menghasilkan bahan bakar alternatif berupa briket.

Dalam penelitian ini briket dibuat dengan bantuan proses pirolisis pada suhu 500C selama 8 jam untuk menghasilkan bioarang. Setelah proses pirolisis selesai bioarang yang sudah jadi kemudian dicampur dengan berbagai variasi perekat perbandingan kanji dan air ( 1:16, 2:16, 3:16, 4:16, dan 5:16) gr/gr. Masing-masing perekat tersebut dicampur dengan bioarang   sebanyak   20   gr   sampai   merata.   Kemudian   hasil   pencampuran   dicetak menggunakan mesin hydraulic press dengan kuat tekan 50 kg/cm2. Dilanjutkan dengan proses pengeringan di dalam oven dengan suhu 100C selama 3 jam. Setelah briket bioarang jadi kemudian dilakukan analisa kualitas briket yaitu analisa kerapatan, kadar air, kadar volatile matter, kadar abu, kadar karbon (C) terikat dan nilai kalor. Selanjutnya dilakukan analisa laju pembakaran pada briket bioarang.

Dari penelitian ini diperoleh briket nilai kalor tertinggi terdapat pada briket dengan perbandingan kanji dan   air (1:16) gr/gr yaitu sebesar 5684,6910 kal/gram dan laju pembakarannya sebesar 0,0058 m/detik . Dengan nilai kalor tersebut maka briket bioarang ini kualitas nilai kalornya mendekati batubara kategori sub-bituminus yang nilai kalornya 5403kal/gram.

Di  zaman  yang  semakin  maju  kebutuhan  energi  semakin  meningkat  dan hingga saat ini masyarakat masih bergantung pada sumber energi yang berasal dari perut bumi, misalnya minyak tanah, solar, bensin dan batubara. Untuk rumah tangga sebagian besar kebutuhan energinya mengandalkan minyak dan gas elpiji. Ketergantungan masyarakat Indonesia akan bahan bakar minyak dan gas harus mendapatkan  perhatian.   Sumber  energi   yang  terdapat  di  perut   bumi  ini merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaruhi dalam waktu singkat, karena berasal dari sampah organik misalnya hewan tumbuhan dan manusia yang tertimbun  jutaan  tahun  yang  lalu.  Sehingga  diperlukan  usaha  untuk  mencari bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui (renewable), ramah lingkungan, dan bernilai ekonomis, semakin banyak dilakukan. Salah satunya adalah pengembangan energi terbarukan yang berasal dari sampah. Sampah dapat dimanfaatkan untuk penyediaan energi dan sangat potensial untuk sumber karbon yang merupakan salah satu bahan untuk pembuatan briket bioarang. Briket sampah terbuat dari sampah-sampah jenis bio-organik seperti daun, ranting, rumput dan sebagainya.Secara spesifik salah satu penghasil sampah terbesar berasal dari pasar. Penggunaan sampah pasar sebagai bahan untuk membuat briket berangkat dari keprihatinan bahwa, semakin hari jumlah produksi sampah semakin banyak serta ternyata di kota besar malah menimbulkan permasalahan yang berat dan berkepanjangan, dan tentunya semua kota yang berkembang akan menghadapi permasalahan ini. Memang upaya penggunaan sampah sebagai briket tidak dapat menyelesaikan permasalahan sampah dari beberapa faktor, namun upaya ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi produksi sampah.

SAMPAH PASAR

Sampah pasar memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan sampah perumahan.   Komposisi   sampah   pasar   lebih   dominan   sampah   organik. Sampah-sampah plastik jumlahnya lebih sedikit daripada sampah dari perumahan.  Sama  halnya  dengan  sampah  pada  umumnya,  sampah  pasar apabila tidak dilakukan pengolahan yang baik  dapat menimbulkan pengaruh terhadap kesehatan maupun pengaruh terhadap lingkungan. Sampah pasar terdiri dari dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

PIROLISIS

Pirolisis  adalah  proses  dekomposisi  kimia  menggunakan  pemanasan tanpa atau dengan sedikit oksigen. Proses ini sebenarnya bagian dari proses karbonisasi,  yaitu  proses  untuk  memperoleh  karbon  atau  arang,  tetapi sebagian menyebut proses pirolisis disebut juga High Temperature Carbonization (HTC). Proses pirolisis sederhana menghasilkan produk beruapa bahan bakar padat yaitu karbon dan cairan berupa campuran tar dan beberapa zat lainnya. Produk lainnya adalah gas berupa karbondioksida (CO2), metana (CH4) dan beberapa gas dalam jumlah kecil. Reaksi pirolisis umumnya dilakukan pada suhu antara 300C-700C.

BIOARANG

Bioarang merupakan arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa menggunakan udara (pirolisis) atau sedikit udara dalam suatu bejana bermulut sempit (Johannes, 1989).Bioarang adalah residu yang berbentuk padat hasil dari karbonisasi biomassa pada saat kondisi terkontrol. Peristiwa ini terjadi pada pemanasan biomassa langsung maupun tidak langsung dalam timbunan, retort, kiln, atau tanur dengan jumlah udara terbatas. Pada proses penguraian ini selain menghasilkan arang, juga produk lain berupa distilat dan gas. Bioarang memiliki nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan bakar  padat  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Kualitas  bioarang  tidak  kalah dengan batubara atau bahan bakar jenis lainnya.

PEREKAT

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline