Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Tak Hanya Anak Sekolahan, Tukang Becak Malioboro Juga Mahir Bahasa Inggris

Diperbarui: 1 Desember 2023   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senyum Pak Istadi yang menandakan "Bersyukur dan Ikhlas" Sumber: Dokumen Pribadi.

YOGYAKARTA - Dengan deru becaknya di jalanan Malioboro, seorang tukang becak menarik perhatian tidak hanya melalui roda kayunya, tetapi juga melalui kemahirannya berbahasa Inggris. Di antara suara klakson dan riuhnya pasar, tukang becak ini mempesona penumpangnya dengan percakapan yang fasih dan mahir dalam bahasa Inggris, membawa pengalaman perjalanan yang tak terlupakan di pusat kota Yogyakarta. Terutama bagi turis asing yang berlibur di sekitaran Malioboro.

Namanya Pak Istadi, seorang tukang becak berusia 40 tahun dari Malioboro, menjadi sorotan dengan kepiawaiannya berbahasa Inggris. Meski profesi sebagai pengemudi becak, Pak Istadi menghadirkan kejutan dengan kemahiran berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang luar biasa. Setiap hari, beliau tidak hanya mengayuh becak, tetapi juga merangkul dunia bahasa internasional dengan percaya diri dan antusiasme.

Sambil duduk di tengah riuhnya Malioboro, Pak Istadi, tukang becak berusia 40 tahun, berkata dengan percaya diri, "Bahasa Inggris bukan hanya milik orang kantoran. Saya, sebagai tukang becak, juga bisa memikat penumpang dengan kata-kata yang fasih dalam bahasa Inggris" Ujarnya.

Pak Istadi, yang merupakan seorang otodidak, menceritakan perjalanannya dalam mempelajari bahasa Inggris. Tanpa kursus formal, dia mencurahkan waktu setelah jam bekerja untuk membaca, mendengarkan, dan berbicara dalam bahasa Inggris hanya dengan menggunakan telepon genggamnya. Keuletannya membuktikan bahwa dedikasi pribadi dapat membawa seseorang jauh, bahkan di jalur becak di Malioboro.

Pak Istadi mengatakan bahwa seorang tukang becak juga harus pintar bahasa inggris terutama di daerah sekitaran Malioboro, yang mana banyak wisatawan dari Mancanegara.

Dalam pandangan Pak Istadi, penting bagi tukang becak untuk mempelajari bahasa Inggris. Selain membuka peluang komunikasi dengan wisatawan asing, ia percaya bahwa hal ini dapat meningkatkan citra dan kredibilitas profesi. Dengan keyakinan ini, Pak Istadi mengajak rekan-rekannya sesama tukang becak untuk merangkul pembelajaran bahasa Inggris sebagai langkah positif untuk masa depan yang lebih cerah.

Pak Istadi, dengan semangat penuh, memotivasi rekan-rekan sesama tukang becak untuk melangkah lebih jauh. Ia percaya bahwa belajar bahasa Inggris bukan hanya sekadar keterampilan tambahan, melainkan investasi dalam perjalanan mereka. Dengan kata-kata penuh semangat, ia menyampaikan, "Kita mungkin hanya tukang becak, tetapi kita bisa menjadi duta pariwisata yang ramah dan mengesankan. Mari bersama-sama mengangkat profesi kita dengan belajar bahasa Inggris" Ujarnya.

Meskipun hanya lulusan SLTP, Pak Istadi membuktikan bahwa pendidikan formal bukanlah batasan untuk meraih impian. Dengan semangat belajar dan tekad yang kuat, ia mengajarkan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk terus berkembang, bahkan dalam profesi sederhana seperti menjadi tukang becak di Malioboro.


Pak Istadi tidak hanya mendedikasikan dirinya pada pembelajaran bahasa Inggris, tapi juga mewariskan semangat ini pada anak-anaknya. Dengan penuh kasih dan teladan, ia mengajarkan bahwa pembelajaran, terutama bahasa Inggris, adalah kunci untuk membuka pintu kesempatan dan membangun masa depan yang lebih cerah.


Berkat usaha dan dedikasi yang maksimal,dia juga mewariskan semangat ini pada anak-anaknya. Dengan penuh kasih dan teladan, ia mengajarkan bahwa pembelajaran, terutama bahasa Inggris, adalah kunci untuk membuka pintu kesempatan dan membangun masa depan yang lebih cerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline