Ancaman krisis iklim semakin nyata dari waktu ke waktu, dimulai dengan tanda cuaca ekstrem yang menerjang beberapa wilayah Indonesia. Krisis iklim sudah harus dipikirkan bersama sebagai jalan agar terciptanya solusi jangka panjang. Pemerintah sebagai pemangku kebijakan menjadi komando agar tidak terjadinya krisis iklim, lalu mengajak semua instrumen di negara ini dengan langkah strategis demi terciptanya kehidupan keberlanjutan.
Kehidupan keberlanjutan menjadi kunci dalam tantangan kepunahan manusia. Semua dalam bayang-bayang kemajuan peradaban dengan pembangunan fisik sangat penting tetapi ternyata menjadi ancaman bersama dalam kehidupan. Manusia sebagai peranan penting dalam ekosistem ternyata melakukan egonya untuk kepentingannya sendiri tanpa memikirkan makhluk lain. Alam ini membutuhkan keberlangsungan yang terikat satu sama lain dengan mengedepankan eko bukan ego.
Musim yang labil membuat manusia semakin tidak cepat merespon kebencanaan, musim hujan kepanasan dan musim panas kebanjiran sehingga pangan untuk manusia semakin kacau balau yang akan terjadi adalah kiamat. Manusia yang masih berperan sebagai pengendali bumi malah menghancurkan dan memberangus bumi. Sudah tidak ada yang bisa dielakkan lagi pada penghancuran yang dibuat oleh manusia. Semestinya manusia mencari jalan untuk lebih bisa melewati tantangan musibah yang besar terjadi.
Peran ini haruslah kolektif agar semua berperan dalam mengembalikan atau setidaknya menjaga alam ini dalam keberlangsungan. Menumbuhkan kesadaran memang sangatlah susah tetapi awali dengan keresahan yang sama bahwa kondisi lingkungan ini semakin memburuk jika kita tidak peduli musnahlah manusia dari muka bumi. Semua yang terjadi pada tanda-tanda kerusakan bumi ini tampil dengan massif tetapi kita sudah berbuat apa untuk merespon atau memperbaiki bumi ini. Mari sadar akan kepedulian lingkungan agar manusia dapat terus hidup dalam keberlangsungan dan keberlanjutan tanpa cemas akan kiamat yang memusnahkan manusia. (Z.A. Husen)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H