Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) terkenal dengan landscape alamnya yang berupa bukit-bukit dan padang rumput, pantai berpasir putih, dan air terjun yang eksotik.
Awal tahun ini, musim hujan yang lebih panjang membuat panorama perbukitan dan padang rumput di Sumba masih tampak menghijau pada awal bulan April kemarin.
Saat saya berkunjung ke Sumba akhir Maret kemarin, Bukit Wairinding, Bukit Tanarara, dan perbukitan di sekitar air terjun Tanggedu tampak seperti deretan "Bukit Teletubbies" yang menghijau, dengan batas garis horizon langit biru dan deretan awan putih seperti kapas.
Demikian pula di Sumba Barat Daya, area perbukitan di Lendongara, tak jauh dari Waitabula, juga terlihat hijau dengan latar belakang birunya Laut Sawu serta Kepulauan Komodo dan Pulau Flores di sisi utara.
Musim hujan tahun ini memang diprediksi lebih panjang dari tahun sebelumnya. Biasanya memasuki bulan April cuaca mulai konsisten panas dan cerah, tanda peralihan menuju musim kemarau dan warga mulai bersiap panen sawah maupun ladang.
Namun serangkaian bencana alam banjir dan tanah longsor akibat badai Siklon Seroja selama Libur Paskah kemarin melanda sebagian besar wilayah NTT, tak terkecuali Pulau Sumba, khususnya Sumba Timur.