Lihat ke Halaman Asli

Alex Journey

Travel writer

David Silva, Sang Maestro City

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tak banyak fans City yang memprediksi David Silva akan mencetak gol kelima The Citizens pada Manchester Derby hari Minggu lalu. [caption id="attachment_138050" align="alignnone" width="610" caption="David Silva, man of the match Manchester Derby di Old Trafford"][/caption] Satu menit setelah gol David Silva, pemain asal Spanyol itu kembali memamerkan skill brilian dengan mengirim umpan terobosan first time sempurna pada Edin Dzeko yang kemudian dikonversi menjadi gol keenam yang menggetarkan jala Setan Merah. Dari enam gol City, Silva memang "cuma" mencetak satu gol dan satu assist. Tapi jangan lupa, ia adalah kreator terciptanya lima dari enam gol City di Old Trafford. Pada gol pembuka yang dicetak Mario Balotelli, kerja sama satu dua sentuhan dengan James Milner di sayap kiri diakhiri dengan umpan mendatar pada Super Mario. Gol. Dan kalimat "Why Always Me?" pun jadi trending topic. Gol kedua City yang dicetak Balotelli lagi-lagi merupakan kombinasi satu dua antara Silva dan Milner, kali ini dari sayap kanan. Gol keempat, Silva mengambil tendangan penjuru, diheading oleh Lescott dan diselesaikan Dzeko. Gol kelima dicetak Silva sendiri dan gol keenam adalah umpan terobosan brilian pada Dzeko ketika panggung Theatre of Dreams telah runtuh. Silva disebut-sebut sebagai pemain terbaik Premier League musim ini. Otak dari taktik Roberto Mancini di lapangan. Dari yang musim lalu dianggap "tersia-siakan", kini menjadi Lionel Messi-nya Premier League. "Boring, boring, City", chants yang menggambarkan betapa musim lalu City begitu menjemukan. Nigel de Jong dkk hanya mencari keunggulan 1-0 untuk kemudian bertahan hingga peluit akhir. Saat lawan tim besar, tak kebobolan lebih baik daripada mengambil resiko main terbuka. Musim ini, kondisinya berbeda 180 derajat. Tak ada lagi target 0-0 dalam kamus Mancini. Serang, serang, dan bikin gol sebanyak mungkin. 4-0, 4-1, 5-1, dan terakhir 6-1 adalah skor-skor yang dicatat City pada sembilan laga awal Premier League musim ini dengan rekor fantastis, 33 gol. Sergio Aguero, Edin Dzeko, dan Mario Balotelli bergantian mencetak gol layaknya trio Benzema-Higuain-Ronaldo di La Liga. Dan arsitek dari tajamnya trio City tersebut tak lain adalah pemain mungil dari Spanyol, David Silva. Ia berperan bagai Andres Iniesta dan Xavi di Barcelona. Di timnas Spanyol, ia mencetak 13 gol dalam 52 caps. Sekitar satu gol per empat pertandingan, dan sekitar 30 gol mulai level U-16 hingga U-21. Di skuad Matador, Silva berstatus "pemain tim cadangan". Bukan karena kualitasnya di bawah Xavi dan Iniesta, tapi karena Vicente Del Bosque harus memilih puluhan talenta terbaik Spanyol dalam satu tim. Tapi di City, David Silva tak ubahnya seorang seniman. Masterpiece strategi Mancini di lapangan. "David Silva bisa dengan mudah bermain untuk Barca," kata rekan Yaya Toure, rekan setim Silva sekaligus mantan punggawa Los Cules, membayangkan bagaimana padunya mantan pemain Valencia itu dengan gaya bermain tiki-taka ala Barca. Kehadiran Samir Nasri dari Arsenal awal musim ini makin memudahkan peran David Silva sebagai pemain bebas di balakang striker tunggal atau duo striker. Kualitas pemain-pemain yang dimiliki City juga mendukung bersinarnya Silva musim ini. City punya duo stopper tangguh Vincent Kompany dan Joleon Lescott yang dibantu agresifnya duo bek sayap, Gael Clichy atau Aleksandar Kolarov di kiri dan Micah Richards atau Pablo Zabaleta di kanan. Di lapangan tengah, tinggal percayakan pada Nigel De Jong, Yaya Toure, atau Gareth Barry untuk merebut bola dan kemudian dioper ke dua sayap, Silva dan Nasri atau Adam Johnson dan Milner. Dan di depan, sudah menunggu Mario Balotelli, Edin Dzeko, dan menantu Diego Maradona, Kun Aguero. Sesimpel itu dan semudah David Silva mengolahnya. Mantan rekannya, Shaun Wright-Phillips, memberi julukan "Merlin" pada David Silva, yang kini telah memainkan 38 pertandingan liga bersama City, genap seluruh pertandingan dalam satu musim kompetisi. Ia dibeli dari Valencia seharga 24 juta pound, lebih mahal 2 juta pound dari James Milner. Namun investasi puluhan juta pound dari Sheikh Mansour terbukti telah menghasilkan benih-benih kesuksesan musim ini. "Saya ingat ketika pertama kali saya meliaht ia bermain di Valencia lawan Inter Milan di Liga Champions. Saat itu dia masih muda tapi anda bisa melihat ia sangat potensial. Dia sangat luar biasa," kata Mancini sebelum pertandingan City lawan Villarreal di Liga Champions beberapa waktu lalu. "Dia banyak berkembang dalam dua tahun terakhir dan sekarang ia menjadi salah satu pemain terbaik di Eropa, kalau tidak di dunia. Dia bisa saja bermain di Real Madrid atau Barcelona, tapi saya senang dia bermain untuk Manchester City," Musim lalu David Silva adalah pemain favorit publik Eastlands. Carlos Tevez yang saat itu masih jadi kapten menyebutnya sebagai "pembelian terbaik yang dilakukan City". "Bagi David Silva, bermain sepak bola itu mudah. Segalanya mudah bagi dia," kata Mancini. Semudah mencetak gol di antara kaki De Gea dan mengirim umpan voli yang menjadi gol kedua Dzeko. Gol keenam City. Di Old Trafford. *) Follow penulis di Twitter @zulfikaralex dan blog Catatan Bola di @catatanbola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline