Lihat ke Halaman Asli

Alex Journey

Travel writer

Nasri Tolak Salami Gallas

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu kawan, sekarang lawan: Nasri menolak bersalaman dengan Gallas

Samir Nasri menunjukkan sikap kekanak-kanakannya saat menolak bersalaman dengan William Gallas sesaat sebelum kick off North London Derby, Sabtu (20/11). Gallas awal musim ini bergabung dengan rival dekat The Gunners itu dan menjadi kapten Spurs pada comeback pertamanya di Emirates. [caption id="" align="alignnone" width="520" caption="Dulu kawan, sekarang lawan: Nasri menolak bersalaman dengan Gallas"][/caption] Bukan perkara kepindahan Gallas ke Spurs yang membuat Nasri menyimpan dendam pada mantan rekan satu timnya di Arsenal itu. Dalam autobiografinya, Gallas membuat merah kuping Nasri dengan mengatakan pemain-pemain muda Les Bleus  tidak memiliki respek pada tim yang lebih besar. Gallas menyebutnya sebagai "anak hina". Dan Nasri menunjukkan dendamnya pada Gallas saat keduanya bertemu di Emirates. Ketika giliran Nasri menyalami Gallas, ia berjalan menjauh seperti anak kecil lari ketakutan melihat monster yang akan menculiknya. Nasri kemudian tampil gemilang dengan membawa Arsenal unggul 1-0. Namun Spurs yang tertinggal dua gol di babak pertama bangkit setelah turun minum dan mencetak tiga gol untuk mengunci kemenangan fantastis 3-2 di Emirates. Setelah pertandingan, Gallas berkomentar tentang sikap Nasri:

"Benar, dia menolak bersalaman denganku tapi dia memang masih muda, dia harusnya bisa mengerti. Sikapnya itu sangat memalukan, sangat buruk untuknya,"

Lebih buruk lagi bagi Nasri, Gallas dinobatkan sebagai man of the match pada laga panas dua tim bertetangga itu. Nasri menjadi pemain kedua di Premier League yang menolak bersalaman dengan lawannya. Musim lalu Wayne Bridge tak mau salaman dengan John Terry karena kapten Chelsea itu berselingkuh dengan mantan pacarnya. Menjabat tangan seseorang adalah hal yang sangat mudah dikatakan, tapi kadang sangat sulit untuk melakukannya. *) Follow penulis di Twitter @zulfikaralex

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline