Lihat ke Halaman Asli

ZULFIAN SYAH

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"Teknologi Membunuh Kita"

Diperbarui: 4 Maret 2018   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

omicsonline.org

"Teknologi."

Jaques Ellul (1967) mengartikan teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.

Toynbee (2004) mengatakan bahwa teknologi merupakan ciri dari adanya sebuah kemuliaan manusia, di mana hal ini membuktikan bahwa manusia tidak bisa hidup hanya untuk makan semata, namun membutuhkan lebih dari itu. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa teknologi dapat memungkinkan konstituen non-material dari sebuah kehidupan yang dimiliki manusia yaitu perasaan, ide, pemikiran, intuisi, dan juga ideal. Dan teknologi juga membuktikan sebuah manifestasi dari kecerdasan pikiran seorang manusia.

Dalam KBBI, disebutkan bahwa teknologi merupakan suatu metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ; ilmu pengetahuan terapan ; serta keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

Sesuai dengan beberapa definisi di atas, dapat dimaknai bahwasanya tujuan diciptakan teknologi adalah untuk memudahkan urusan manusia. 

Di mana banyak terdapat manfaat di dalamnya. Sehingga dengan adanya teknologi, manusia dapat melaksanakan segala urusan dengan lebih praktis dan efisien. Hal ini dapat dirasakan dalam hal apapun di setiap lini kehidupan. Seperti halnya dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, masyarakat, dan lain sebagainya. Tapi apakah itu secara keseluruhan memunculkan dampak positif? Tanpa disadari, terdapat efek tersembunyi dari pemanfaatan teknologi tersebut. Apakah itu? Lanjutkan...!

Sebagai contoh, dengan diciptakannya kalkulator. Yang mana, kalkulator sangat memudahkan urusan Anda dalam hal hitung-menghitung, bukan? Cukup dengan menekan tombol-tombol yang ada, apa yang Anda cari bisa diketahui dalam sekejap (dengan catatan Anda paham dalam pengoperasiannya).

Mudah bukan? Tapi di sisi lain, terdapat hal yang tidak disadari. Ketika membiasakan diri untuk menyelesaikan perhitungan dengan menggunakan kalkulator, terjadi penurunan fungsi dan kinerja otak. Ketika otak tidak terbiasanya mencerna angka-angka, maka apa yang akan terjadi? Otak akan menjadi kaku ketika menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan angka, bukan? Coba bandingkan, ketika Anda menyelesaikan permasalahan dalam hal hitung-menghitung menggunakan secarik kertas lalu menuliskannya ataupun mencernanya langung di dalam kepala dengan keadaan ketika Anda menggunakan kalkulator. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Ketika Anda telah terbiasa dengan pemanfaatan kalkulator secara terus-menerus dalam penyelesaian perhitungan. Satu-satunya pilihan adalah mengunakan kalulator, lagi dan lagi ketika menemui permasalah yang serupa. Pada akhirnya, apa yang akan terjadi ketika semua orang memilih untuk menggunakan kalkulator dalam hidupnya? Yang mana dengan demikian bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan tepat (katanya).

Dahulu, banyak orang yang bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika dalam hal hitung-menghitung, dan sekarang hampir semua orang dapat melakukan hal yang sama. Tentunya dengan syarat tertentu. Namun, ada perbedaan yang mendasar dari kedua masa tersebut. 

Dahulu, manusia menyelesaikan perhitungan dengan menggunakan mesin hitung yang telah dianugerahkan Sang Pencipta kepada mereka, yakni otak. Memfungsikannya dengan baik dan terus-menerus mengasah dan mengasahnya. Hingga dalam keseharian mereka tidak begitu bergantung kepada alat-alat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline