Stunting menjadi salah satu masalah kesehatan yang mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, angka stunting di Indonesia pada tahun 2024 tercatat sebesar 21,5 persen, hanya turun 0,1 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 21,6 persen. Angka ini menunjukkan bahwa stunting masih menjadi masalah yang perlu ditangani dengan serius.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
Sosialisasi Pencegahan Stunting diadakan oleh mahasiswa KKN STAI Al-Azhary Cianjur 2024, atas saran Ibu Melvi Andjayani, bidan desa Cipetir, sebagai bagian dari program kerja wajib Dinas Kesehatan Kecamatan Cibeber. Ibu Melvi menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya stunting.
"Setelah melakukan beberapa kali survei ke pemerintah desa dan masyarakat setempat, ternyata stunting merupakan bagian dari program kerja desa yang terus digalakkan. Tujuan kegiatan ini adalah agar masyarakat, khususnya ibu-ibu, lebih mengetahui dan memahami bahaya stunting," ujarnya.
Sosialisasi dilakukan di aula desa Cipetir dan dihadiri oleh Dinas Kesehatan, perangkat desa Cipetir, kader-kader Posyandu, serta pelaku utama (warga masyarakat) yang menjadi sasaran program stunting. Dalam program ini, semua yang terlibat bekerja sama langsung dengan Ibu bidan puskesmas setempat, seperti yang disampaikan oleh pemateri dari puskesmas.
Berdasarkan data, terdapat 9 ibu hamil dan 6 ibu yang mempunyai balita yang hadir di aula desa Cipetir untuk sosialisasi "Penanganan/Pencegahan Stunting" yang dilaksanakan pada Senin, 12 Agustus 2024.
Mahasiswa KKN STAI Al-Azhary 2024 berharap, dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat, khususnya para orang tua di Desa Cipetir, dapat lebih sadar dan memahami pentingnya kesehatan anak mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H