Lihat ke Halaman Asli

Sedekah Tak Perlu Mewah

Diperbarui: 7 Juni 2021   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Zulfa Aulia Rahma

Blitar, 28 maret 2021

Menjelang bulan Ramadan di daerah kami, identik dengan acara megengan, ialah berbagi berkat/nasi dengan berbagai lauk,sebagai tanda rasa syukur telah dipertemukan lagi dengan ramadhan. Namun, ramadhan kali ini sedikit berbeda, kami tak bisa lagi dengan bebas berkumpul bersama dan menyantap hidangan bersama, pandemic telah sedikit merubah kebiasaan kami.

Maka dari itu,pejabat setempat berinisiatif untuk mengumpulkan santunan dari rumah ke rumah dan disatukan dalam masjid untuk didoakan dan dibagikan kembali pada kaum yang kurang beruntung. Berbagi 1 sampai 2 kotak sudahlah cukup.

Kali ini untuk menghemat waktu para tetua setuju untuk sekaligus mengadakan santunan untuk anak yatim diadakan dalam 1 acara sekaligus dengan megengan. 

Uang hasil kotak amal yang dikumpulkan tiap bulan di masjid dihitung dan dialokasikan sebagian untuk biaya pendidikan anak-anak yatim kurang mampu di lingkungan kami.

Selaras dengan itu, saya yang seorang mahasiswa pendidikan tataboga semester 4 mendapat tugas untuk membuat usaha kecil-kecilan berupa catering dengan jangka waktu tertentu, setelah 2 hari saya berjibaku dengan pesanan dari kerabat,pada hari ketiga,bertepatan dengan Hari H acara, dengan bahan-bahan yang tersisa dan beberapa tambahan dari keuntungan sebelumnya,saya berusaha membuat produk sederhana untuk meramaikan acara tersebut. Pada awalnya,saya berfikir tentang gengsi, dimana saya akan sangat malu apabila produk yang saya berikan terlalu “sederhana”. Tetapi dengan penuh kebijakan, ibu saya berkata bahwa sedekah tak akan dipandang dari segi manapun kecuali keiklasan. Maka dari itu dengan penuh keikhlasan , terciptalah 10 kotak nasi dengan lauk ayam yang sederhana. Kabarnya satu kotak tersebut akan dibagikan pada masing masing anak yatim yang menerima santunan, semoga produk saya dapat membawa berkah dan kebahagiaan bagi mereka.

Karena satu dan lain hal, hanya beberapa kepala keluarga yang diperbolehkan untuk ikut,yang mana itu merupakan kebijakan yang tepat untuk memutus mata rantai virus corona yang melanda negeri ini. Walau tangan tak sampai, semoga niat kami untuk berbagi tetap terhitung walau hanya melalui perantara Takmir Masjid.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Demikian, semoga hati pembaca merasa terketuk,untuk bersedekah dalam bentuk apapun jumlah berapapun dengan adanya keikhlasan dihati.

Zulfa Aulia Rahma.

Blitar,28 Maret 2021

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline