Lihat ke Halaman Asli

Belajar Kekalahan dari Kasih

Diperbarui: 29 Januari 2022   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kasih Wafiansyah Fauzul Haq, seorang siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 02 (MTsM 02) Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan. Dia mengikuti lomba cabang Tapak Suci pada Olimpiade Olahraga Siswa Muhammadiyah (O2SM) di Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA). Selasa (25/01/2022).

Wafi sapaan akrabnya mengikuti lomba O2SM akan tetapi dinyatakan kalah. Dia mengaku kecewa karena mengalami kekalahan pada lomba yang pertama kali diikuti olehnya dan pertama kalinya juga membawa nama Lembaga di pundaknya. Meskipun begitu, Wafi tidak merasa gugup atau nervous, hanya saja sedikit takut cedera.

"Lomba ini pertama kali yang aku ikuti. Ya, kecewa soalnya kalah padahal udah dipercaya Lembaga untuk mewakili. Kalau ditanya gugup, tidak. Aku merasa biasa saja, Cuma takut tanganku patah karena peserta sebelumku tangannya patah kan aku jadi takut. " Ungkapnya.

Wafi mengungkapkan bahwasanya sudah menempuh cukup sering untuk persiapan lomba tersebut. Dia juga merasa senang karena mendapatkan sensasi lomba se kresidenan Bojonegoro dan pengalaman ini tidak akan ia lupakan.

"Persiapannya hampir 2 mingguan, Latihan setiap hari. Rasanya lomba kemarin itu nano-nano. Ada senengnya, ada kecewanya jadi ini pengalaman yang tidak akan aku lupakan selamanya" terangnya.

Anak ke 3 dari 3 bersaudara ini dikenal sebagai pribadi yang pemalu dalam keluarganya. Orangtuanya menceritakan bahwasanya dari kecil Wafi sangat menyukai olahraga, apalagi olahraga fisik. Bahkan sering keluar rumah untuk bermain futsal dan telah menghabiskan banyak sepatu untuk futsal.

"Memang Wafi ini suka olahraga dari kecil. Kalau tapak suci ini, dia pernah mau ikut di MIMnya dulu tapi disana yang minat sedikit. Dan alhamdulillah di Pondok Karangasem bisa memfasilitasinya. Pokoknya kalau sudah menyangkut olahraga, jam berapapun pagi, siang, sore dia akan terjang saja. Tapi, Namanya anak masih kami kontrol waktunya belajar atau main. Sering pulang-pulang dari main olahraga gitu, minta pijat itu biasa karena kadang kakinya kleseo, tangannya sakit. Kami sebagai orangtua hanya bisa mendukung selama itu baik." Cerita Fadhilan, orangtua Wafi.

Walaupun mengalami kekalahan, Wafi tidak merasa kapok. Dia berharap agar diberikan kepercayaan Kembali untuk mengikuti perlombaan dari Lembaga maupun pondok. Kekalahan bagi Wafi adalah hal yang lumrah dalam perlombaan tapi dari pengalamannya tersebut, dia akan berusaha lebih keras lagi.

Bahkan, usaha dari Wafi tidak ingin mengulangi hal serupa. Dia mengikuti ekstrakurikuler tapak suci di sekolah dan di pondok untuk latihannya. Padahal kegiatan pondok sudah padat merayap ditambah dengan kegiatan di sekolah yang tidak kalah padatnya.

Fadhilan menceritakan sebelum lomba berpesan kepada Wafi agar sering melakukan push up. Hal ini dilakukan untuk menambah kekuatan di tangan. Dan setelah mengikuti lomba, Fadhilan juga memberikan pesan kepada Wafi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline