Lihat ke Halaman Asli

Mengintip Suasana May Day dari Jendela Busway

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_106505" align="alignleft" width="300" caption="Unjuk Rasa May Day di Bundaran HI"][/caption] Satu hari berganti ke hari berikutnya. Kemarin 1 Mei, sekarang sudah 2 Mei. Tanggal 1 Mei kemarin diperingati oleh banyak orang Indonesia sebagai Hari Buruh atau May Day. Karena tidak begitu mengerti makna May Day maka saya tidak ambil pusing akan hal ini. Meski saya sendiri masih tergolong kaum buruh juga. Tidak ambil pusing bukan berarti saya tidak peduli sama sekali. Melainkan tak punya daya untuk ikut andil. Jadi lebih baik melihat saja. Barangkali cukup mereka saja yang mewakili semua buruh se Indonesia. Lalu seperti apa suasana unjuk rasa "Hari Buruh" di Jakarta. Kebetulan May Day 2011 jatuh pada hari Minggu. Bersamaan dengan saat kebanyakan orang liburan(jalan-jalan) menikmati akhir pekan, termasuk saya. Memanfaatkan transportasi publik ibukota yaitu Busway, saya menyusuri jalanan Jakarta. Nampaknya memang banyak warga Jakarta yang keluar rumah. Hal ini terlihat dari selalu penuhnya setiap armada busway. Antrean di halte busway juga cukup panjang. Terlebih di halte pusat busway, Harmony Central Busway. Padatnya minta ampun. Kembali lagi ke peringatan May Day. Satu sisi para warga menyambut 1 Mei sebagai akhir pekan untuk berlibur. Sedangkan sisi lainnya berjuang memperjuangkan nasib kaumnya, buruh/pekerja yang gigih. Ketika melewati sekitar Monumen Nasional, saya mengintip keluar kaca jendela busway. Waduh, banyak petugas berseragam. Kata banyak memang relatif. Tetapi banyak yang ini benar-benar banyak sekali. Apakah harus sebegitu ketatnya mengawal jalannya unjuk rasa? Sepertinya terlalu berlebihan. Tetapi setelah melihat iring-iringan motor para demonstran, saya tak heran lagi. Mengapa petugas yang disiagakan sebanyak itu. Massa pengunjuk rasa tidak kalah banyaknya. Apalagi setelah melihat massa yang terpusat di bundaran Hotel Indonesia. Long March memang sungguh long/panjang. Saya terus melongok ke luas bus. Mengamati keheranan sekaligus kagum. Begitu kompaknya mereka. Gigihnya perjuangan mereka. Sekali lagi sebagai sesama buruh saya hanya bisa melihat. Dan berdoa semoga aspirasi mereka, aspirasi kita semua tersampaikan. Juga agar apa yang terbaik yang kita harapkan untuk semuanya terkabul. Sore hari sepulang dari Ragunan saya juga melewati bundaran HI dan Monumen Nasional. Sekitar pukul 17.00 WIB, kedua tempat tadi sudah sepi. Keadaan kembali seperti semula. Itulah yang saya lihat dari suasana 1 Mei 2011 siang hari di Jakarta Pusat. "Dari mata Si Buruh Muda yang lugu".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline