Lihat ke Halaman Asli

Zulfan saputra

menulis agar tetap hidup

Kedung Parang, Hidden Gem di Bantul yang Cocok Buat Kamu yang Suka Healing

Diperbarui: 30 Oktober 2022   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Hari itu entah tanggal berapa saya agak lupa tepatnya saya dan teman-teman ingin berfoto-foto di salah satu stadion di daerah Bantul yaitu stadion Sultan Agung karena dalam beberapa bulan kedepan salah satu teman saya akan melangsungkan akad nikah bersama dengan calon pasangannya seorang TNI.

Sebenarnya tim rombongan kami beranggotakan enam orang, namun yang satu sudah pergi ke semarang kembali ketempat kelahiranya karena ada satu dan lain hal. Kami berencana beberapa hari sebelumnya, namun ketika hari H nya  saya mengubah rencana untuk berpindah tempat kesalah satu tempat wisata didaerah sriharjo lebih tepatnya kedung parang.

Beberapa jam kemudian teman teman saya menyetujuinya dan kami berangkat setelah pulang kantor, karena kami setiap hari sabtu pulang pukul 13.00 WIB jadi kita memiliki cukup banyak waktu untuk refreshing dari aktivitas perkantoran. Setelah tepat pukul 13.00 WIB kami berangkat untuk mencari makan terlebih dahulu untuk mengisi perut kami yang kosong.

Kami makan sampai sekitar kurang lebih pukul 14.40 WIB, sembari salat asar ditempat kami makan, kebetulan ditempat kami makan ada musola, salatlah kami disana, selesai salat kami mulai berangkat menuju lokasi yang kami tuju, sedikit saya tarik kebelakang kami menemukan tempat tersebut di salah satu postingan di instagram sebuah gambar suangai yang cukup menarik mata, berawarna biru dan bersih cocok untuk nyore, nyantai, ngobrol, ngopi, dan healing disana tempat itu bernama Kedung Parang.

Tempat tersembunyi dan tidak banyak orang tau, ketika saya mencari digoogle belum banyak orang yang menuliskan, bahkan ketika mencari di google mpas tidak menemukanya. bagi yang bisa berenang disana juga diperbolehkan untuk berenang tidak ada larangan untuk berenang, namun tetap berhati-hati karena sungainya sangat tenang dan cukup dalam. 

Untuk keamanan dari warga saya mendengar dari percakapan warga disaat ada yang berenang dan menghawatirkan seseorang perenang "mbok kui seng lagi renang, nek seng ra iso renang tenan rondo neng pinggir wae ndak ngko kelelep aku ndadak njegur, soale bariki aku arep neng rewangan" ia bercakap-cakap bersama salah satu temannya yang juga ada disana, sambil tertawa bersama.

 Jika dalam bahasa indonesia kurang lebih begini "itu yang lagi berenang, kalo dia masih perenang pemula jangan jauh-jauh, biar tidak tenggelam, soalnya saya habis ini mau ke acara nikahan" tentu sambil bercanda namun bapak ini ikut bertangung jawab kepada setiap pengunjung yang datang di tempat tersebut, jadi bapak ini berperan sebagai tukang pakir ditempat tersebut dan juga megawasi seluruh pengunjung yang datang kesana.

Bapak tersebut tidak memakai seragam ataupun rompi tertentu yang menunnjukan keamanan, namu beliau merasa memiliki tangung jawab atas hadirnnya setiap pengunjung. Tidak ada penarikan tiket, tempat ini cukup masih prawan, karena masuknya hanya membayar tiket parkir sebesar Rp 2000 setelah itu kita bebas menikmati tempat tersebut.

Banyak hal yang bisa dilakukan disana bisa sambil ngopi, ngobrol, nyantai bersama teman-teman atau keluarga, ada juga kemarin disana sedang nggrill memasak daging, sosis, naget, dan semacam lainnya dengan kompor portable dan tabung gas yang kecil.

Fasilitasnya cukup memadai namun masih dalam sekala warga, karena tempat tersebut benar-benar dikelola oleh warga lokal ada parkiran namun parkiranya parkiran alam yang kirinya tempat kita turun menuju parkiran dan kanannya seperti jurang namun bukan jurang sesungguhnya mungkin kebawahnya sekitar 2,5 atau 3 meteran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline