Lihat ke Halaman Asli

Zulfa Nayla

Institut Ummul Quro Al - Islami

Pemikiran Ibnu Sina Tentang Pendidikan Anak

Diperbarui: 13 Juli 2024   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ibnu sina tak hanya dikenal sebagai dokter legendaris. Menurut Ibnu Sina, pendidikan atau pembelajaran itu menyangkut seluruh aspek pada diri manusia mulai dari fisik, mental maupun moral. Pendidikan tidak boleh mengabaikan perkembangan fisik dan apapun yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan fisik seperti olahraga, makanan, minuman, tidur dan kebersihan. Dalam pandangan Ibnu Sina, pendidikan tak hanya memperhatikan aspek moral namun juga membentuk individu secara menyeluruh termasuk jiwa pikiran dan karakter.

 Menurut Ibnu Sina pendidikan sangat penting diberikan kepada anak-anak demi mempersiapkan diri menghadapi masa dewasa. Ibnu Sina mengungkapkan seseorang harus memiliki profesi tertentu dan harus bisa berkontribusi bagi masyarakat. Ibnu Sina mengungkapkan pendidikan itu harus diberikan secara berjenjang berdasarkan usia, ia dianggap seorang yang cerdas karena dalam usia yang sangat mudah yakni 17 tahun telah dikenal sebagai filsuf dan dokter terkemuka di Bukhara. Selain  sebagai seorang ilmuwan ia juga dapat melakukan berbagai macam pekerjaan dengan baik seperti seperti dalam bidang kedokteran, pendidikan, penasehat politik, pengarang bahkan menjadi Wazir atau perdana menteri. 

Pandangan-pandangannya tentang pendidikan sangat tajam dan komprehensif, dengan kemampuan tersebut maka wajar bila para pakar pendidikan Islam mengakui bahwa Ibnu Sina banyak memberikan kontribusi dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan Islam. Dalam pemikiran pendidikannya Ibnu Sina telah menguraikan psikologi pendidikan. Hal ini terlihat dari uraiannya mengenai hubungan pendidikan anak dengan tingkat usia, kemauan dan bakat anak. Dengan mengetahui latar belakang tingkat perkembangan, bakat dan kemauan anak, maka bimbingan yang diberikan kepada anak akan lebih berhasil. Menurut Ibnu Sina adanya kecenderungan manusia untuk memilih pekerjaan yang berbeda dikarenakan di dalam diri manusia terdapat faktor tersembunyi yang suka dipahami dan dimengerti, dengan pandangannya ini terlihat bahwa dalam pemikiran pendidikannya ia telah merintis adanya perbedaan individu seperti yang dikenal dunia pendidikan modern sekarang. 

Dalam memformulasikan konsep pendidikan, Ibnu Sina sangat menekankan pada pendidikan akhlak karena pada zaman itu suasana dan kondisi sosial politik memang sangat kacau, ketika itu fitnah terus berkecamuk sehingga kekacauan politik dan pertentangan aliran-aliran mazhab tengah melanda umat Islam, kondisi yang demikian menunjukkan betapa bobroknya akhlak kaum muslimin, padahal bila akhlak suatu bangsa telah rusak, maka bangsa tersebut pasti akan hancur pula. Kondisi sosial yang demikian baik secara langsung maupun tidak langsung telah berpengaruh terhadap pemikiran pendidikannya. Ibnu Sina membagi tingkat pendidikan menjadi dua bagian yaitu :


1. Tingkatan Umum
Pada tingkat ini anak dilatih untuk dapat belajar mempersiapkan badan jasmaniahnya akal dan jiwanya. Pada tingkat ini anak diberi pelajaran membaca, menulis, membaca Alquran, masalah-masalah penting dalam agama dan dasar-dasar bahasa dan sedikit sastra.


2. Tingkat Khusus
Pada tingkat ini anak dipersiapkan untuk Suatu profesi tertentu, mereka dilatih untuk melakukan praktek yang berkaitan dengan masalah kehidupan. Karena memiliki rasa ingin tahu saja belum cukup, tetapi harus berlatih terus-menerus.

 Disini Ibnu Sina hendak mengarahkan peserta didik menuju profesi-profesi dan bakat-bakat yang sesuai dengan kemampuan dan cocok dengan kecenderungan-kecenderungan anak didik. Dalam hal tujuan pendidikan Ibnu Sina mengharuskan untuk  berorientasi memberikan keterampilan keterampilan kepada anak didiknya. Menurutnya, hal ini ditujukkan pada pendidikan bidang perkayuan, penyablonan dan sebagainya. Dari situlah akan muncul tenaga tenaga profesional yang mampu mengerjakan pekerjaan secara mumpuni. Pendidikan keterampilan ini bertujuan untuk mempersiapkan anak dalam mencari biaya hidup, dalam hal ini Ibnu Sina mengintegrasikan antara nilai-nilai idealisme dengan pandangan pragmatis. 

Sebagaimana yang Ibnu Sina katakan, jika anak sudah selesai belajar Alquran dan menghafal dasar-dasar gramatika, saat itu amatilah apa yang dia inginkan mengenai pekerjaan, maka arahkanlah ke arah itu. Ibnu Sina juga berpendapat bahwa seorang anak harus diberikan pendidikan budi pekerti, pendidikan kesenian dan pendidikan jasmani. Dengan pendidikan budi pekerti,bseorang anak diharapkan memiliki kebiasaan bersopan santun dalam pergaulannya setiap hari dan sehat jiwanya dan dengan pendidikan kesenian seorang anak diharapkan pula dapat mempertajam perasaannya dan meningkatkan daya khayalnya. Dengan pendidikan jasmani atau olahraga seorang anak diarahkan agar terbina pertumbuhan fisiknya dan cerdas otaknya.

 Selain itu,  tujuan pendidikan yang paling esensial yaitu harus membentuk manusia yang berkepribadian mulia. Aspek-aspek kehidupan yang menjadi syarat bagi terwujudnya suatu pribadi berakal Mulia meliputi aspek pribadi, sosial dan spiritual ketiganya harus berfungsi secara integral dan komprehensif. Pembentukan akhlak mulia ini juga bertujuan untuk mencapai kebahagiaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline