Lihat ke Halaman Asli

Zulfan Arinata

Mahasiswa UIN K.H Abdurrahman Wahid

Moderasi Beragama dalam Kehidupan Bermasyarakat, yang Secara Tak Langsung Melakukan Praktek Komunikasi

Diperbarui: 3 Oktober 2023   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam berkehidupan masyarakat, tentunya kita selalu menemukan kemajemukan yang berasal dari masing-masing individu. Namun sebagai masyarakat yang memiliki bahasa persatuan,keberagaman mampu di jadikan satu wadah dalam kebhinekaan Indonesia. Tak kalah penting kunci menjaga kemajemukan yang terdapat dalam setiap elemen masyarakat adalah berkomunikasi dengan baik antar sesama. Seperti yang dilakukan oleh Suyanto (71 Tahun/Pria), pada ujarnya saat di wawancarai .

"Ya, memang yang namanya bermasyarakat itu pasti ada yang beda, tidak semuanya satu, tapi ya kita harus bisa bersatu untuk bersama-sama."

Selaku seorang pensiunan guru yang telah mengajar sejak tahun 1976, beliau sudah memiliki pengalaman yang banyak untuk bertemu bersama orang yang berbeda latar belakang dengan dirinya. Hidup bermasyarakat dengan status sebagai minoritas membuat Suyanto memahami jika dirinya juga layak untuk di anggap sebagai masyarakat lingkungan desanya. Tinggal di salah satu desa yang terdapat di Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Kajen, tepatnya di Desa Karangsari merupakan dukuh yang tergolong luas dan padat akan penduduk yang berstatus mayoritas.

Beliau menyampaikan walaupun dirinya bukan warga asli sini, dan minoritas, namun warga di Dukuh Mlaten 2, Desa Karangsari sangatlah menjunjung moderasi beragama dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tak memandang dirinya minoritas, serta tetap di ajak untuk andil dalam kehidupan bermasyarakat disini. Karena beliau hidup sendiri dalam rumah bernuansa bangunan khas orang jawa pada masa lampau, masyarakat disini sangat memerhatikan kegiatan sehari-harinya.

"Tiap hari ya kegiatan Pak Suyanto itu dirumah saja, kalau makan ya karena hidup sendiri, warga sini yang jualan makanan sama lauk-pauk itu ada yang langganan mengirim kerumahnya." Ujar Bu Sunarsih (60 Tahun/Wanita)

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari masyarakat sekitar dan narasumber, dapat kita lihat jika toleransi beragama yang diterapkan disini dapat menjadi contoh dukuh lain untuk tetap dapat berdampingan. Untuk menjalankan apa yang harusnya dilakukan dalam masyarakat yang majemuk yakni mempraktekkan moderasi beragama. Seperti yang di sampaikan oleh Suyanto, komunikasi adalah kunci agar masyarakat tetap dapat menjalankan interaksi terhadap sesama.

"Menurut pengalaman saya, selama saya tinggal di sini bersama masyarakat asli desa Mlaten 2, ya kita tidak bisa meninggikan ego, yang penting saat bekerja, berinteraksi itu bareng-bareng soal kepercayaan urusan masing-masing dengan Tuhan." Ujar Suyanto.

Hidup sebagai minoritas di Mlaten 2, ternyata dirinya tak sendirian, menurut info dari beliau terdapat kurang lebih 20 Kartu Keluarga masyarakat disini yang beragama non-muslim.  Walaupun mayoritas masyarakat non-muslim disini adalah pendatang, layaknya dirinya. Namun masyarakat tidak masalah atas hal tersebut, justru menerima mereka dengan hangat dan sudah dianggap masyarakat asli sana.

Masyarakat di sini kerap merayakan hari-hari besar nasional yang dapat mempertemukan tiap individu dalam dusun ini. Dalam merayakan hari besar nasional, mereka akan memintai dana iuran sebagai penunjang untuk melaksanakan kegiatan, kompaknya rasa solidaritas dan gotong-royong disini sangat terasa erat dalam harmoni keindahan. Suyanto menyampaikan tidak ada perbedaan signifikan dalam bermasyarakat, semua masyarakat disini memiliki hak yang sama. Jika ada iuran warga, dirinya juga tetap di mintai untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Pelajaran yang bisa dipetik, sebagai aksi dalam melakukan praktek komunikasi dalam masyarakat yang majemuk adalah kita harus dapat terbuka satu sama lain, untuk mengenal individu lebih dalam. Praktek yang komunikasi yang dijalankan oleh masyarakat Mlaten,Kelurahan Karangsari, Kecamatan Kajen ini dapat di lakukan secara baik dan tidak menimbulkan efek konflik bagi tiap masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline