"Gempa Meksiko" menjadi viral di media elektronik, media cetak, media online maupun media sosial. Selama bulan September 2017, setidaknya ada dua gempa bumi dengan kekuatan lebih dari magnitudo 7 terjadi di wilayah Meksiko. Dua kejadian gempabumi yang kekuatannya sangat signifikan sehingga menimbulkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa.
Gempa bumi pertama terjadi pada Jumat dini hari 8 September 2017 pukul 04:49:21 (UTC) pusatnya sekitar 87km Baratdaya Pijijiapan, berdekatan dengan lepas pantai Cihapas, Mexico. Gempa bumi dengan magnitudo 8.1 pada kedalaman 69.7 km (USGS) dipicu oleh adanya aktivitas sesar normal (sesar turun) pada kedalaman menengah (kurang dari 80 km).
Kejadian gempabumi ini dipicu oleh adanya aktivitas pada lempeng Cocos yang menunjam benua Amerika Utara dengan kecepatan pergerakannya sekitar 76 mm/thn arah timur laut. Zona subduksi ini dikenal dengan istilah Trench Amerika Tengah yang panjangnya sekitar 100 km mulai dari Amerika Tengah sampai ke bagian barat dari gempa ini. Berdasarkan lokasi, kedalaman, dan mekanisme fokus sesar normal, maka gempa bumi yang terjadi pada 8 September 2017 lalu kemungkinan terjadi di intraplate (di dalam lempeng Cocos) bukan pada batas lempeng megathrust yang dangkal.
Gempa pertama yang terjadi pada 8 September 2017 menimbulkan korban jiwa sebanyak 90 orang, 800 ribu orang telah kehilangan tempat tinggal setelah rumah sebagian atau seluruh mereka hancur. Sebanyak 324 gedung sekolah telah mengalami kerusakan bangunan, termasuk 42 gedung yang rusak total (sumber Republika). Selain itu, gempa ini juga membangkitkan gelombang tsunami yang mencapai ketinggian 3 meter.
Gempa Meksiko yang kedua terjadi pada Selasa (19 September 2017) waktu setempat dengan magnitudo 7,1 pada kedalaman 51 km yang posisi pusatnya sekitar 5km timur laut Raboso, Mexico. Posisi gempa kedua ini sangat dekat dengan Mexico City yang merupakan ibu kota negara Meksiko.
Secara mekanisme kejadian gempa, gempa kedua ini memiliki kesamaan dengan gempa yang pertama. Gempa ini dipicu oleh adanya aktivitas sesar normal (sesar turun) pada kedalaman menengah. Gempa pertama pada kedalaman 71 km dan gempa kedua pada kedalaman 50 km. Solusi mekanisme fokus kejadian gempa menunjukkan bahwa gempa terjadi pada bagian patahan yang menunjam ke arah tenggara atau barat laut. Sama seperti gempa pertama, gempabumi pada Selasa (19 September 2017) kemungkinan terjadi di intraplate (di dalam lempeng Cocos) bukan pada batas lempeng megathrust yang dangkal.
Kedua gempabumi yang terjadi di Meksiko bukanlah gempa pertama kali. Dalam catatan sejarah kejadian gempabumi, ada beberapa gempabumi merusak pernah terjadi di Meksiko. Setidaknya ada 19 kali gempa bumi menimpa Meksiko dengan magnitudo lebih dari 6.5. Sebagian besar terjadi pada lokasi yang berdekatan dengan zona subduksi di Pasifik atau arah selatan dari gempabumi 19 September 2017 lalu.
Tercatat ada beberapa gempa yang besar dan merusak seperti gempabumi yang terjadi pada Juli 1957 dengan magnitudo 7.6 di wilayah Guerrero yang menyebabkan korban jiwa mencapai 160 orang. Selain itu gempa dahsyat pada tahun 1985 di Michoacan Magnitudo 8.0 yang menyebabkan kerusakan yang sangat parah di Kota Meksiko dan wilayah sekitarnya.
Peristiwa itu terjadi sebagai akibat dari dorongan mendistorsi pada antarmuka pelat antara lempeng Cocos dan Amerika Utara, sekitar 450 km ke barat gempa 19 September 2017. Terakhir adalah gempa pada bulan Juni 1999 dengan Magnitudo 7.0 pada kedalaman 70 km, tepat di sebelah tenggara gempa 19 September 2017. Gempa ini menyebabkan 14 korban jiwa, sekitar 200 luka-luka, dan kerusakan yang cukup besar di kota Puebla.
---
Rangkaian gempabumi yang menimpa Meksiko memberikan gambaran bahwa setiap event gempa membarikan dampak kerusakan pada bangunan. Terlebih lagi jika sebuah bangunan tidak memperhatikan konstruksi yang aman terhadap goncangan gempabumi. Keruntuhan sebuah bangunan tentu akan berdampak pada kerugian materi dan akan lebih parah jika ada kehilangan jiwa akibat reruntuhan material bangunan.
Kondisi inilah yang memperbesar risiko dari setiap ancaman gempabumi. Kejadian Gempa pada 19 September 2017 lalu sebagaimana dilansir KOMPAS, ada 224 orang meninggal dan ratusan banguan yang rusak termasuk beberapa bangunan rumah sekolah. Sebagian korban adalah anak-anak sekolah yang tertimpa rerentuhan bangunan sekolah.