Lihat ke Halaman Asli

Zulfahmi Syamsuddin

Guru, Akademisi, Peneliti bidang Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam

Ketinggian Bahasa dan Budi Bicara Imam As-Syafi'i

Diperbarui: 13 Mei 2023   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Imam As-Syafi'i merupakan seorang ulama besar dari keturunan Bani Muthalib. Beliau terkenal sebagai seorang ulama yang genius dan cerdas akalnya. Pencetus Mazhab Syafi'i dengan kepakarannya dalam berbagai bidang.

Keilmuan dan kepakarannya diakui oleh ulama pada masanya. Hal ini diceritakan oleh murid-murid dan ulama yang hidup sezaman dengannya. Bahkan sampai masa kini pengiktirafan itu tidak sirna.

Dalam Thabaqat As-Syafi'iyyah Al-Kubra, As-Subki menukilkan perkataan Imam As-Syafi'i:

"Siapa yang mempelajari Al-Qur'an hebat nilai dirinya, siapa yang mendalami Fiqh tinggi kedudukannya, siapa yang menguasai hadits mantap hujahnya, siapa yang menggeluti bahasa lembut pribadinya, siapa yang mendalami ilmu hisab bergelora akalnya, dan siapa yang tidak memelihara diri tiada sedikitpun manfaat ilmu baginya".

Perkataan As-Syafi'i menunjukkan kepribadian dan kelembutan budi bahasanya. Hal ini tidak terlepas dari dorongan kuat untuk menuntut ilmu terutama dari ibunya. Sejak usia dua tahun As-Syafi'i dibawa oleh ibunya ke Mekah.

Di sana beliau belajar Al-Qur'an dan Hadist. Usia tujuh tahun beliau telah menghafal Al-Qur'an. Kemudian Beliau mengembara ke perkampungan Bani Huzail. Tempat yang terkenal dengan mutu Bahasa Arab yang terbaik.

Imam As-Syafi'i tinggal bersama Bani Huzail selama tujuh belas tahun. Maka tidak heran apabila beliau fasih berkata-kata dan bijaksana mengatur bicara.

Imam Malik gurunya sangat kagum ketika mendengar As-Syafi'i membaca Kitab Muwatha' dengan kelancaran lidah dan kefasihannya.

Ketika beliau pergi ke Mesir, banyak orang yang menjadi makmum kepada Imam As-Syafi'i dalam shalat. Mereka tidak pernah mendengar bacaan shalat yang lebih baik daripada bacaan As-Syafi'i. 

Setelah selesai shalat, beliau mulai bicara. Tidak pernah para jamaah mendengar perkataan yang begitu menarik sebelumnya. Inilah yang menyebabkan mereka mulai tertarik dengannya.

Ketinggian dan gaya bahasa beliau amat mudah difahami. Sehingga nasehatnya mudah difahami dan meninggalkan kesan bagi pendengarnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline