Lihat ke Halaman Asli

Zulfahmi.M

Dad, Translator, Teacher

Kala Kurikulum Merdeka Masuk Sekolah Swasta

Diperbarui: 31 Juli 2022   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia pendidikan kita pada tahun ajaran baru  (TP 2022/2023) ini mulai memberlakukan kebijakan baru yaitu pemberlakukan  kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum Merdeka. 

Dikabarkan pada tahun 2024 semua satuan pendidikan diharapkan sudah menerapkan kurikulum ini. Seperti biasa, setiap ada kebijakan akan melahirkan spekulasi yang beragam, terutama bagi guru seperti saya yang kurang tersentuh dengan pelatihan dan diklat tentang kurikulum pendidikan di negeri ini.

Secara  sederhana, kata merdeka diidintentikan dengan kebebasan. Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan dapat diartikan kebebasan dalam menjalankan tugas sebagai guru dalam mengajar  sesuai dengan tujuan dan capaian pembelajaran yang ditentukan.  

Untuk satuan pendidikan, terkesan akan adanya kemerdekaan bagi sekolah untuk  mengelola, mendisain, menitik beratkan, atau mencari perbedaan pengelolaan lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan baik secara nasional maupun internasional. Kebebasan dapat juga ditujukan dalam pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan kondisi satuan pendidikan.   

Menurut UU No 20 Tahun 2003 kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 

Sementara kalau kita melihat beberapa definisi dari para ahli menyatakan kuriklum merupakan niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar (Nana Sujana, 2005). 

Sedangkan  Kurikulum Merdeka berdasarkan buku saku yang diterbitkan oleh kemdikbud adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. 

Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. 

Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelejaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. 

Bagaimana madrasah swasta menjawab perkembangan kurikulum terbaru saat ini?. Bagi sebagian sekolah/madrasah yang cukup terbina dengan baik, kebijakan-kebijakan yang muncul mungkin tidak akan mengkhawatir untuk mengaplikasikan kebijakan baru ini. 

Bisa jadi kebijakan baru ini akan menjadi ajang persaiangan, adu keunggulan dalam menarik peserta didik baru yang akan lebih kompetitif lagi. Mereka akan lebih akan mempertajam program-programnya dalam meningkatkan mutu layanan dalam dunia pendidikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline