Laga semifinal sudah dimulai kini saatnya wakil dari Indonesia BTN CLS Knights yang akan menghadapai Mono Vampire wakil dari Thailand dilaga semifinal. Kedua tim lolos menuju semifinal setelah mengalahkan lawannya masing-masing di playoffs. Mono Vampire sang runner up ABL musim lalu telah mengalahkan Formosa Dreamers di playoff melalui pertandingan yang ketat sedangkan BTN CLS Knights lolos setelah mengalahkan Saigon Heat di laga playoffs.
Pertandingan pertama ini mendapat jeda waktu yang cukup lama, padahal di semifinal lainnya antara Singapore Slinger dan Hongkong Eastern telah berakhir. Keterlambatan ini dikarenakan hari besar baik di Thailand maupun di Indonesia, di Thailand ada Songkran sedangkan di Indonesia ada pemilu. Jadi ABL memutuskan untuk memulai gim 1 ini pada tanggal 21 April 2019.
Tanpa absennya punggawa utama, kedua tim hadir dengan pemain terbaiknya. Mono Vampire yang datang sebagai tamu memiliki pengalaman lebih karena dimusim sebelumnya mereka adalah runner up. Para pemain Mono Vampire yang di dominasi oleh para pemain import dan lokal mereka yang bernotabene sebagai pemain timnas Thailand siap menantang tuan rumah BTN CLS Knights yang selama playoff belum pernah kalah dikandang.
Rekor memang dipegang oleh BTN CLS Knights yang menang empat dari lima pertemuan selama reguler season musim 2018/2019, namun ini semifinal BTN CLS Knights harus berhati-hati dengan ketajaman pemain impor Mono Vampire seperti Michael Singletary, Romeo Travis dan Freddie Lish yang pernah memperkuat BTN CLS Knights musim lalu dan juga pemain naturalisasi Thailand seperti Tayler Lamb dan Moses Morgan.
Mono Vampire tidak ingin terbebani oleh para pendukung BTN CLS Knights, mereka bermain dengan cepat alhasil Romeo Travis dan Taylor Lamb membawa Mono unggul 4-0 di awal kuarter pertama. Beruntung, tidak butuh waktu lama BTN CLS Knights pun membalas dengan the local MVP Wong Wei Long dengan tembakan tiga angkanya dan membalikkan keunggulan BTN CLS Knights 5 - 4 atas Mono Vampire. Gor Kertajaya pun bergemuruh.
Kejar mengejar poin sangat ketat di kuarter awal gim ini, bermain aggresif dari menjadi kunci untuk bisa memimpin pertanding ini. Kuarter pertama berakhir dengan angka 21-23 untuk keunggulan Mono Vampire.
Di awal kuarter kedua, BTN CLS Knights menurunkan tiga lokalnya yaitu Arif, Firman dan Sandy walaupun tidak terlihat terlalu bisa menahan pemain import Mono Vampire tapi mereka menunjukkan kelasnya dengan memberikan beberapa poin pada pertandingan ini dan bisa memberikan istirahat kepada pemain pemain seperti Darryl Watkins, Brandon Jawato dan Wong Wei Long. Kuarter kedua ini terlihat persaingan antara centre kedua tim yaitu Darryl Watkins berhadapan dengan Malcolm White.
Keduanya saling berganti memberi poin demi poin bagi timnya. Kuarter kedua ini diakhiri dengan skor seimbang yaitu 40-40. Poin layup reverse dari Maxie Esho membuka kuarter ketiga. Kuarter ini menjadi milik Arif Hidayat setidaknya satu kali tembakan tiga angka, satu kali tembakan baseline dan juga steal dan reverse layup yang dilakukan memberikan BTN CLS Knights keunggulan 59-40. Dan dunk terakhir dari Maxie Esho menutup kuarter ketiga dengan keunggulan BTN CLS Knights 63-48.
Mengawali kuarter pamungkas, Freddie Lish pemain yang pernah menjadi pemain import BTN CLS Knights musim lalu membuka dengan and one poinnya. Terus mengejar perolehan angka Mono Vampire terus memainkan pemain impornya namun pemain BTN CLS Knights pun sedang berada di form terbaiknya.
Momentum hampir berpindah ke Mono Vampire saat kurang 2 menit terakhir mereka mengganti semua pemain importnya dan memainkan semua lokalnya begitupun dengan BTN CLS Knights, Mono Vampire melalui Ananti mampu mencetak 7 poin secara beruntun dan mengurangi jarak angka menjadi 81-71 di 01:27 menit terakhir.