Bermain agresif dari awal dan meminimalisir turnover adalah cara Satria Muda lakukan untuk meraih gim 2 di Bandung. Stapac dengan konsistensi permainannya mampu menahan segala serangan Satria Muda yang banyak dikomandoi oleh Arki dan Dior.
Kunci yang seharusnya menjadi koreksi Satria Muda di gim 1 tidak terlalu bisa diminimalisir, alhasil Stapac kembali meraih kemenangan di gim 2 dan merengkuh gelar juara musim ini dengan keunggulan angka 70-54.
Coach Gibi terus menerus menginstruksikan untuk melakukan defensive man to man yang sangat ketat selama pertandingan agar Satria Muda tidak mendapat momentum untuk mengambil alih pertandingan. Kejelian Coach Gibi membaca situasi membuat Stapac terus bermain konsisten selama 4 kuarter, dengan strategi yang baik dan juga rotasi pemain membawa Stapac bermain sesuai dengan tempo yang mereka inginkan.
Semakin konsisten permainan Stapac membuat frustasi pemain Satria Muda yang lagi dan lagi melakukan banyak kesalahan. Satria Muda harus mengurangi turnover yang terjadi di gim 1 untuk bisa mengambil alih pertandingan ini namun di gim 2 ini mereka terlihat belum mampu membongkar ketatnya pertahanan yang dibangun oleh Stapac alhasil mereka harus membuat total 21 turnover, tidak jauh lebih baik pertanding gim 2 ini Stapac pun mengumpulkan 17 turnover.
Pertandingan gim 2 sangat seru, Satria Muda mampu mengimbangi Stapac hingga akhir kuarter 3 yang membuat mereka yakin dapat merebut gim ini. Namun konsistensi permainan Satria Muda harus menurun jauh pada kuarter 4 yang dimana mereka melakukan kesalahan demi kesalahan. Pada menit ke 7 Satria Muda semakin mengendur dan merekapun harus tertinggal 10 point, margin yang sangat berbahaya dalam sebuah pertandingan final.
Puncaknya pada 3 menit terakhir Satria Muda tertinggal dengan skor 70-54 Stapac semakin jauh meninggalkan Satria Muda. Berfokus menyerang justru membuat Satria Muda kecolongan Stapac mampu meraih 4 point tambahan namun Satria Muda harus terhenti di point 54.
Pada pertandingan ini peran point guard masing-masing tim tidak terlihat di seperti gim 1 dimana Hardianus mampu mencetak 17 angka dan Widyanta mampu mencetak 11 angka. Gim 2 keduanya benar-benar tidak berkutik dan bermain lebih banyak dalam mencetak asis, Hardianus mencetak 5 point berikut 5 asis dan Widy hanya mencetak 2 point berikut 4 asis.
Satria Muda harus berpangku pada Arki yang mencetak 15 point dan juga Dior Lowhorn yang sudah tampil sangat garang namun belum mampu membawa Satria Muda menang dengan capaian double-doublenya yaitu 25 point dan 20 rebound.
Berbeda dengan Stapac yang justru ada 4 pemain yang mencetak double digit point yaitu Kaleb sang MVP dengan 11 point ada juga Abraham Damar yang mencetak 14 point pemain asing Kendal Yancy dengan 17 point dan juga sang MVP final Savon Goodman dengan torehan double-doublenya 20 point dan 19 rebound.