Lihat ke Halaman Asli

Berevolusi? Pasti!

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Evolusi, kata yang mungkin tidak asing sering kita dengar, karena memang kita juga pasti sudah ikut merasakan evolusi tersebut. Seperti gaya berpakaian kita sehari- hari, coba bandingkan dengan gaya berpakaian ketika orang tua kita muda dahulu, pasti sangat berbeda dengan gaya berpakaian kita sekarang, pun ada kemungkinan anak atau cucu kita akan memiliki gaya berpakaian yang berbeda pula. Memang dalam terbentuknya produk atau hasil dari evolusi itu sendiri membutuhkan waktu yang lama. Tentu cakupan evolusi tidak hanya masalah biologi saja, macam- macam evolusi itu sendiri ada tiga, yaitu evolusi biologi, evolusi peradaban atau kebudayaan, dan evolusi kosmik tentang penciptaan bumi dan alam semesta. Menarik memang pembahasan tentang evolusi ini, oleh karena itu mari kita ulas pemahaman lebih mendalam tentang evolusi.

Jika mendengar kata evolusi mungkin kita semua pasti akan berfikir tentang seorang pencetus teori evolusi yaitu Charles Darwin. Memang benar beliau adalah pencetus pertama teori evolusi tentang manusia berevolusi dari kera, tapi dari situlah awal pemikiran dari tokoh- tokoh untuk mengembangkan pemikiran tentang teori tersebut agar menjadi lebih kompleks. Definisi dari evolusi itu sendiri yaitu suatu perubahan atau perkembangan yang lambat- laun menjadi lebih baik atau lebih maju dari sederhana menjadi kompleks (Saifuddin, 2005).

Dalam evolusi biologi mempelajari tentang penciptaan manusia dan evolusinya ke bentuk yang lebih kompleks, variabilitas berasal dari rekombinasi genetik dan mutasi. Berbeda dengan evolusi kebudayaan, yang dipelajari disini yaitu perkembangan dari variabilitas yang datang dari rekombinasi perilaku yang dipelajari dan dari penemuan- penemuan (Saifuddin, 2005). Spencer mengatakan, dalam evolusi kebudayaan aturan-aturan hidup manusia serta hukum yang dapat dipaksakan tahan dalam masyarakat, adalah hukum yang melindungi kebutuhan para warga masyarakat yang paling cocok dengan masyarakat di mana mereka hidup (Koentjaranigrat, 1987).

Manusia mampu menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya dengan cara memakai serta mengembangkan teknik, pengetahuan serta cara hidup yang semuanya tadi disebut peradaban. Jadi pelaku evolusi tidak hanya meng”imitasi” saja suatu objek, namun juga memikirkan untuk bisa mengembangkan objek tersebut menjadi lebih sempurna atau kompleks dari sebelumnya, seperti penjelasan- penjelasan diatas.
Terima kasih.
Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline