Lihat ke Halaman Asli

Krisis Peradaban, Mungkinkah?

Diperbarui: 2 Januari 2016   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Kini dunia melimpahkan kebaikan dan penghargaanya pada orang-orang tak dikenal, yang kita peroleh hanyalah dunia bayang-bayang dan mimpi” (Muhammad Iqbal.1981)

Sedikit keraguan bahwa peradaban dunia pendidikan masih mengalami krisis, di usia ke 70 Tahun Indonesia merdeka seharusnya Pendidikan Sudah harus merata, mulai dari sabang sampai marauke sekolah sudah harus di rasakan oleh masyarakat karena merupan kebutuh setiap manusai, Bukankah dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 Ayat 1 ditegaskan bahwa  “Fakir miskin dan terlantar dipelihara oleh negara”namun realitas di lapangan tidak menjawab itu semua, justru anak jalanan semakin ramai, pengemis, dan pengangguran tidak bisa di bendung oleh pemerintah, jika kita tarik benang merah dari kenyataan yang ada, semua ini terjadi karena kontroling orang tua dan pemerintah yang masih sangat minim bisa di katakan di bawa rata-rata. Di pedesaan murid sangat jauh berjalan ke sekolah fasilitas dan prasarana pun tidak memadai. Bahkan ada beberapa desa yang muridnya harus bertaruh nyawa jika ingin ke sekolah, betapa mirisnya pendidikan  di negeri kaya raya ini. satu pertanyaan di benak para pemerintah dan masyarakat hari ini, apakah kita akan melihat realitas yang ada dan menjadi tontonan sampai kita mati atau kita bergerak melakukan perubahan yang sistematis dan menyeluruh untuk malakukan revolusi pendidikan yang merata sehingga apa yang di harapakan masyarakat tercapai.

Tanggung jawab pendidikan bukan saja pemerintah akan tetap menjadi tanggung jawab keluarga (orang tua) dan seluruh elemen masyarakat. Sedikit banyak seseorang berpendapat bahwa pendidikan itu hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tapi pada dasarnya pendidikan itu pokok dasar nya ada pada orang tua dan lingkungan masyarakat. Sebab lingkungan yang baik akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kecerdasan anak, setelah lingkungan keluarga maka rumah kedua adalah sekolah, sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu memberikan pelayanan yang layak kepada peserta didik, mulai dari Guru yang Profesional, Kelas yang bagus, media pembelajaran, kurikulum dan sistem pembelajaran yang baik pula, semuanya harus sinergi dan saling mendukung satu sama lain sehingga tujuan dan arah pembelajaran jelas, dengan peserta didik  mampu mehami pelajaran dengan baik.

Saat ini pendidikan harus menjadi kekuatan (power) bangsa, ketika pencapaian pendidikan sudah merata saya yakin bangsa indonesia akan sejahtera secara pemikiran dan vinansial. Tapi perlu juga melihat tontonan yang di perlihatkan oleh elit politik di negeri ini, meraka yang di wakilkan atas nama rakyat untuk memperjuangkan rakyat, teryata beberapa di antaranya hanya berleha-leha dengan kekuasaan bahkan menciptakan kegaduhan politik yang tak berujung sehingga berdampak buruk bagi negara Indonesia. Kita semua pahami bahwa wakil rakyat adalah orang terdidik dan pernah menempuh pendidikan yang tinggi tapi masih masih saja ada di antaranya yang korupsi yang sudah jelas merugikan masyarakat. Jadi pendidikan yang tinggi belum cukup untuk mengatasi permsalahan di negeri ini, perlu adanya pendidikan karekter mulia dan mental yang kuat yang di tanamkan sejak dini kepada peserta didik sehingga jika  menjadi pemimpin atau wakil rakyat tidak lagi merugikan negara. Mulai dari sekarang masyarakat harus sadar dengan semau ini, bahwa dengan pendidikan yang baik maka masyarakat akan damai dan sejahtera.

Pendidikan yang layak harus menjadi milik bagi seluruh rakyat indonesia, tanpa terkecuali. Perhatian pemerintah di daerah pelosok harus di menjadi prioritas dalam penanggulangan pendirian sekolah dan pasilitas jalan dan jembatan yang memadai, sehingga akses masyarakat dan peserta didik mudah menumpuhnya. dengan begitu sekolah akan semakin banyak dan seluruh anak indonesia dan mengenyam pendidikan yang layak.

Masyarakat indonesia lahir dengan punya harapan besar bahwa negeri yang di daulat “kolam susu” ini akan menjadi pusat peradaban dunia jika masyarakat dan para pemimpinnya bersinergi dengan baik bagiakan sebuah keluarga yang saling bahu membahu dalam setiap permasalahan. Mari kita wujudkan peradaban yang lahir dari pribadi, keluarga  dan masyarakat luas agar dunia tau nbahwa Indonesia itu “besar” dan tak terkalahkan oleh negara-negara lain. Kita yakin perubahan yang baik dan menyeluruh maka krisis peradaban yang kita takuti akan menjauh dari negeri pertiwi ini.

Salam Satu Indonesia, semoga bermanfaat untuk kita semua.

Jakarta 2  Januari 2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline