Lihat ke Halaman Asli

Kehidupan MABA (Mahasiswa Baru) di Kampus

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan kampus sangat-sangat beda  dengan kehidupan SMA, siapa yang tahu, pendidikan yang saya impi-impikan selama SMA, justru berbalik arah dari yang ku impikan. Impian hanyalah impian. Kehidupan memang aneh, terutama bagi kita yang baru masuk dikehidupan kuliah (MABA) yang tentunya masih sangat polos, masih belum tau arti perkuliahan yang sebenarnya, kita hanya berbuat seperti yang diarahkan orang yang lebih tua dari dikampus (senior), entah itu ke arah baik atau bahkan ke arah yang buruk. Kalau diartikan lain sih, kita bagai orang buta yang sedang diantar oleh seseorang untuk sampai di tujuan, yang berharap orang mengantar kita benar-benar mengantar kita sampai tujuan, bukan kearah yang lain.
Hahaha.... Lucu memang.... Katanya sebuah pengkaderan yang wajib didapatkan bagi setiap mahasiswa baru, Kita hanya anak ingusan hanya bisa mengikut. Tidak ikut artinya kita bukan seorang warga dari fakutas, kita akan dikucilkan dan tidak akan  kenal senior.
Kita bagaikan diikat sebuah aturan, dimana tidak ada kata “TIDAK”, Melawan artinya teriakan. Kita seakan-akan kehilangan DEMOKRASI. Yang hanya bisa mengikuti aturan yang mengikat. Kegiatan ini sudah bagaikan kebudayaan dikehidupan Mahasiswa. Yang akan terus menurun hingga penerus-penerus yang akan datang, jika tidak ada yang mampu merubahnya. Aneh juga rasanya. Kadang hal itu membuat kita muak dan kadang pula membuat kita ingin lagi hal seperti itu. Kita muak jika kita yang tidak salah harus disalahkan, walau bagaimana pun benarnya kita. Dan Kita merasa ingin hal yang sama, jika sebuah pembelajaran yang sangat-sanagt berarti buat kita.
Awalnya kita kuliah, hanya ingin kuliah to’ saja bukan yang lain. Tapi semua berubah pada saat pengkaderan itu. Ternyata dalam kehidupan menuntut ilmu, kita butuh yang namanya organisasi, sebuah wadah yang dapat menunjang kita menumbuhkan karakter. Walau awalnya harus dapat teriakan dari senior. Kehidupan Kuliah Bukan hanya kos ke kampus, belajar, kerja tugas, kemudian sarjana. Banyak orang sudah sarjana,tapi malah menambah jumlah pengangguran di Indonesia.
Kenapa demikian...????
Salah satunya karna mereka kekurang Skill, mereka hanya bisa belajar-belajar dari pelajaran dari kuliah itu-itu to' saja. Mereka tidak sadar bagaimana dengan skill yang lainnya. 70% dari pekerja yang ada di Indonesia merupakan seorang aktivis dari organisasi. Tidak bisa di pungkiri, dalam kehidupan ini kita butuh skill, dan semuanya bisa didapat dengan beroranisasi dan menjadi seorang aktivis.
Hahaha…. Tapi untuk saat ini saya hanya bisa menjalankan apa yang ada di hadapan saya, tidak peduli sekeras apapun itu. Yang intinya saya ingin meraih impian dan angan saya selama ini.
ITULAH JALAN PELAJAR SAYA………

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline