Lihat ke Halaman Asli

"Hanya Siti"

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

malam makin larut,indahnya malam purnama tak seindah hatiku saat ini.
Aku hanya siti,bukan siti nurbaya yg menikah karna hutang bukan pula siti nurhaliza yg menikah dg pengusaha kaya.
Aku hanya siti ABG desa yg tak mampu melanjutkan sekolah karena biaya,walau prestasi gemilang.

"ayah,,,,aku ingin sekolah,meski dua atw 3 thn lagi,bolehkah kiranya siti merantau,untk biaya sekolah siti nanti?"
"nduk,belajarlah menerima keadaan,kita org miskin,belajar tidak harus di bangku sekolah"
" hmmm ayah"

dua bulan waktu berlalu,sedih,kecewa,aku lalui,cobaan demi cobaan datang silih berganti.
Tgl 8 agustus 1992 ayah meninggal,pupus sudah segala harapanku.
3 bulan kemudian 'mau tidak mau kau harus maubegitu kata org tuaku'(iiiihhhh dangdut banget deh ah) yusi sang mantan tunangan kakaku datang bermaksud meng khitbah ku,aku tak boleh menolak dan harus mau menikah dg nya,segala macam cara aku berusaha menolaknya namun gagal.

1 thn setelah wafat nya ayahku,aku resmi di peristri yusi, awal penderitaan mulai aku rasakan,mas yusi yg masih nganggur,adabtasi di rumah mertua adalah hal yg amat berat bagiku,jadi menantu sekaligus pembantu.
Ekonomi teramat sangat kekurangan,yusi masih juga lum bekerja,ya Alloh berat nian beban hidup ini,.

3 bulan setelah menikah mas yusi dan bpk mertuaku meminta aku jadi tkw ke arab saudi,berat bagiku namun apa daya dari pada aku terus menerus membebani ibuku akan kebutuhan keluarga kecilku.
Dengan biaya dari ibuku,ahirnya aku pergi ke seorang calo dg di antar mas yusi.
Keberuntungan belum berpihak padaku rupanya,setelah medical aku di nyatakan 'anfit',aku hamil 2 minggu,tak ada pilihan bagiku selaon pulang,takut akan a,arah mas yusi ahirnya aku pulang ke rumah ibuku,benar dugaan ku,mas yusi marah besar dam gak mau aku hamil.

"gugurkan sit,kita belum siap punya anak"pinta yusi
"tidak mas,ini anak kita,sampai kapanpun aku tak kan pernah menggugurkannya"tangisku pecah
"ini bukan anal sit,kamu jangan bodoh! Ino masih segumpal darah!" bentak yusi bagai petir di siang hari




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline