Lihat ke Halaman Asli

Zuhri mawardi

pendidikan bahasa arab

Review Buku "Filsafat Ilmu dalam Perspektif Islam"

Diperbarui: 7 Maret 2020   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nama Buku : filsafat ilmu dalam perspektif islam
Penulis       :  Drs. M. Zainuddin, MA
Penerbit      : Bayu Media Publishing

Manusia adalah makhluk mukallaf, yang dibebani kewajiban dan tanggung jawab. Dengan akal pikirannya ia mampu menciptakan kreasi spektakuler berupa sains dan teknologio. Manusia juga bagian dari realitas kosmos yang menurut para ahli pikir disebut sebagai al-kain al-natiq, “makhluk yang berbicara” dan “makhluk yang memiliki nilai luhur.

Oleh sebab itu tidak heran jika ada yang mengatakan, bahwa manusia “pencipta kedua” setelah tuhan. Hal ini dapatb dipahami, betapa manusia yang dianugrahi rasio oleh tuhan itu mampu menciptakan kreasi canggih berupa sains dan teknologi.

Al qur’an dan hadist sarat nilai-nilai dan konsep untuk memberikan tuntutan hidup manusia, begitu juga mengenai petunjuk ilmu pengetahuan. jika manusia mau menggali isi kandungan Al-qur’an, niscaya banyak ditemukan beberapa persoalan yang berkaitan dengan ilmu (baik ilmu pengetahuan sosial maupun ilmu pengetahuan alam), misalnya perhatikan Q.S Ali Imron 190-191. Di sini dipaprkan tentang kreasi penciptaan alam oleh Allah SWT yang harus direnungkan oleh manusia yang berakal dan berilmu pengetahuan.

Dalam hadist, Nabi bersabda bahwa mencari ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap orang islam. Dan pada kesempatan lain beliau pun mengajurkan agar manusia mencari ilmu yang bermanfaat, yang berguna bagi kesejahteraan umat, dan meski  dari manapun datangnya.

Betapa ilmu amat penting artinya, sehingga hanpir setiap saat manusia tak pernah lepas dari apa yang disebut sebagai aktivitas pencarian ilmu. Dalam konsep islam terdapat kredo yang menegaskan, bahwa mencari ilmu itu suatu kewajiaban, ibadah, dan berdosa yang meningggalkannya. Dan ilmu dari dahuku sampai saat ini berkembang  dari tahap mitis pemikiran manusia sampai pada tahap supra rasional.

Bagi seorang muslim, pengetahuan bukan merupakan tindakan atau pikiran yang terperinci dan abstrak, melainkan merupakan bagian yang paling dasar dari kemajuan dan pandangan dunianya(world-wife). 

Pemikir muslim mengkonseptualisasi ilmu yang mereka lakukan mungkin paling nyata nampak dalam upaya mendefisikan ilmu yang tiada habis-habisnya, dengan kepercayaan bahwa ilmu merupakan perwujudan “memahami tanda-tanda kekuasaan tuhan”.

Dalam perspektif islam, filsafat merupakan upaya untuk menjelaskan cara Allah menyampaikan kebenaran atau haq dengan bahasa pemikiran tang rasional. Karena dalam ajaran islam diantara nama-nama Allah terdapat juga kebenaran, maka tidak teralakkan bahwa terdapat hubungan erat antara filsafat dan agama (C.A Qadir,1989:8).

Dalam bab 2 menjelaskan sekilas filsafat ilmu. Pada umumnya, bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang kebijaksaan, prinsip-prinsip mencari kebenaran, atau berfikir rasional-logis, mendalam dan bebas(tidak terikat dengan tradisi, dogma agama) untuk memperoleh kebenaran. Filsafat berasal dari bhasa yunani, philos yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksaan (wisodm).

Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, demikian seni dan agama. Ilmu berusaha memahami alam sebagaimana adanya, dan hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan mengendalikan gejala-gejala alam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline