Lihat ke Halaman Asli

Sarifuddin Zuhri

Manusia Pembelajar

Teruslah Menulis

Diperbarui: 5 Juli 2020   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

             " Kemana aja kau selama ini ? Kok gak pernah kelihatan ? Mana janji yang pernah kau ikrarkan 1 hari 1 tulisan ? " tanya saya dalam hati. Ah, sudah mirip politisi busuk kau. Selalu berjanji, tak pernah menepati. Tulislah, meski tak ada peristiwa menarik yang kau alami. Coba lihat tulisan terakhirmu di Kompasiana. Terakhir kau posting tulisan 20 November 2010. Dan baru awal Juni 2020 kau mulai aktif kembali. Berarti hampir 10 tahun absen menulis tanpa alasan yang jelas.

               Saya mencari penyebab kenapa tidak bisa meluangkan waktu untuk menulis. Ternyata setelah saya telusuri 2 M adalah sumber masalah alias biang kerok. Apa itu 2 M ? Malas dan menunda-nunda. " Ah, ntar aja deh nulisnya. Masih capek baru pulang kerja. Mau istirahat dulu. Nanti selesai rebahan sebentar baru nulis ." Itu alasan yang sering saya kemukakan. Alasan berikutnya, gak ada waktu. Plus ditambah lagi alasan atau dalih yang lain. Sumber masalah ( 2 M ) sudah ditemukan. Selanjutnya tinggal dicari penyembuhnya. Obat yang paling ampuh melawan 2 M adalah mengingat kembali betapa besar manfaat menulis.

               Benarkah saya ikhlas dan tulus untuk terus menulis? Teringat komitmen untuk 1 hari 1 tulisan. Kalau sudah bertekad seperti itu apakah bukan sebuah paksaan ? Tapi memang kadang-kadang saya harus dipaksa untuk menulis. Target 1 hari 1 tulisan boleh dibilang gampang bisa juga dikatakan berat tergantung bagaimana saya bersungguh-sungguh untuk melaksanakannya. Jadi, saya harus membiasakan diri untuk menggoreskan pena diatas kertas, menekan tombol-tombol huruf di laptop atau hp. Saya menerapkan metode SADIS ( sabar dan disiplin ) dalam menulis. Kelak suatu saat di masa depan menulis bukan suatu paksaan atau tugas berat bagi saya. Menulis adalah salah satu sumber kebahagiaan. Meski tubuh lelah setelah seharian ngantor, lagi banyak masalah baik urusan pribadi atau keluarga, atau hal-hal yang lain, saya Insya Allah akan tetap konsisten menulis. Saya harus putar balik ke jalan yang benar. Kembali aktif menulis meski kerapkali bingung apa yang hendak ditulis. Wajib bagi saya menjadikan kegiatan menulis sebagai suatu hobi. Yang namanya hobi tentu dilakukan dengan penuh rasa senang atau gembira, tanpa ada paksaan dari siapapun, dikerjakan dengan senang hati tanpa kenal waktu entah itu pagi, siang, sore, malam hari atau bahkan dini hari ketika semua orang sedang tertidur pulas.

                Sebagai penutup sekaligus motivasi saya kutipkan dari buku Free Writing Mengejar Kebahagiaan Dengan Menulis karya Hernowo Hasim di halaman 81. " Mulailah menulis, jangan berpikir. Berpikir itu nanti saja. Yang penting menulis dulu. Tulis draft pertamamu itu dengan hati. Baru nanti kau akan menulis ulang dengan kepalamu. Kunci utama menulis adalah menulis, bukannya berpikir."

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline