Lihat ke Halaman Asli

Zuhrah Machy

Membangun peradaban ilmu dengan Menulis

Cinta dan Kehidupan

Diperbarui: 8 April 2021   03:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Banyak orang berpikir bahwa cinta adalah segalanya. Cinta bisa memberi energi positif pada manusia untuk mengerjakan sesuatu, untuk bangkit dari keterpurukan, motivasi untuk menggapai cita-cita. Tetapi karena cinta juga bisa membuat manusia tak tahu arah. 

Sebagai contoh seorang suami yang mengambil uang rakyat (korupsi) untuk membiayai kehidupan keluarga adalah tanda cinta seorang suami dan bapak terhadap istri dan anak-anaknya. Tetapi itu berkonsekuensi terhadap kehidupan moral sang suami. Bahkan agama sangat keras mengutuk ummatnya yang memakan makanan haram lagi tidak thayib.

Cinta dan Kehidupan tidak bisa kita pisahkan, karena cinta dan kehidupan layaknya dua sisi mata uang yang selalu bersama. Tidak ada hidup maka manusia tidak bisa mencintai, tetapi kalau manusia hidup dan tidak ada rasa cinta itu tidak masalah. Bahkan cinta terhadap diri sendiri bisa dilakukan oleh manusia. 

Tetapi di satu sisi, kita tidak bisa menyalahkan rasa cinta yang tumbuh dan hadir dalam diri dan kehidupan kita. Karena dengan cintalah kita bisa menghargai satu sama lain. Hablumminallah/hubungan dengan sesama manusia itu penting, karena manusia itu makhluk sosial yang saling membutuhkan. Jadi hargailah cinta, tidak semua orang diilhami rasa cinta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline