Dalam sebuah percakapan disebuah gudang produksi terdengar seorang ibu berkata "kita harus seimbang dong antara dunia dan akhirat". Sebagai makhluk yang beragama pasti setuju dengan kalimat tersebut. Namun kalimat itu terucap ketika seorang ibu itu sedang bekerja, dan ia sengaja menjeda waktu bekerja dengan bersembahyang Sunnah tanpa memperhatikan bahwa saat ini ia sedang aktif bekerja dan tidak sedang dalam waktu istirahat.
Semakin kesini kita sering mendengar kalimat -- kalimat semacam itu, yang memisahkan kerja dengan ibadah. Padahal banyak guru yang berpesan bahwa bagi seorang pekerja bekerja adalah kegiatan ibadah yang wajib dilakukan. Wajib kalau menurut strata hukum ia berada diatas Sunnah. Jadi seharusnya yang didahulukan adalah ibadah wajibnya ketimbang Sunnah.
Sebagai contoh, kita bekerja disebuah pabrik yang jam kerjanya dimulai pukul 08.00 -- 16.00 dalam rentang waktu itu kita diberi waktu istirahat pukul 12.00 -- 13.00, waktu satu jam tersebut diberikan untuk sholat wajib dhuhur, makan dan merilekskan badan. Sedangkan untuk sholat ashar bisa dilakukan setelah jam kerja selesai. Namun banyak dari kita yang sering mencuri waktu sholat Sunnah dhuha mengatasnamakan "dunia dan akhirat harus seimbang" . Padahal jika kita benar - benar tetap ingin melakukan sholat dhuha bisa dilakukan sebelum bekerja.
Dalam berkehidupan apapun, berfikir yang benar adalah pondasi yang seharusnya kita bangun agar kita sebagai umat yang punya pikiran tidak salah dalam menjalani kehidupan. Sebagai penutup, kita sebagai pekerja yang waktu kerja sudah di tentukan oleh perusahaan, kita harus pinter -- pinter membagi waktu agar apa yang dikatakan oleh contoh diatas tidak bertabrakan dengan aturan perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H